Showing posts with label Romantis. Show all posts
Showing posts with label Romantis. Show all posts

Thursday, December 3, 2009

The Holiday


Amanda Woods (diperankan oleh Cameron Diaz) adalah seorang gadis modern yang tinggal di sebuah apartemen mewah di pusat kota New York. Ia bekerja sebagai editor di sebuah majalah ternama. Ia sedang putus asa karena kekasihnya berkhianat dan meninggalkannya.

Sementara Iris Simpkins (diperankan oleh Kate Winslet) adalah seorang gadis sederhana yang tinggal di sebuah rumah mungil ala pedesaan di Inggris. Dia belum bisa melupakan rasa sakit hati karena ditinggal kawin oleh kekasihnya. Dia terlalu mencintai pria ini, sehingga membiarkan dirinya selalu dimanfaatkan. Iris pintar mengarang puisi, sementara mantan kekasihnya itu sedang berusaha menulis sebuah buku. Dia selalu meminta Iris menjadi editor full time gratis untuk bukunya itu. Meskipun kesal, tapi Iris tak bisa menolak, karena dia masih mencintainya.

Nasib mempertemukan kedua gadis yang berbeda gaya hidup ini lewat internet. Iris memiliki ide gila untuk melewatkan libur natal yang sudah mendekat dengan berusaha mencari orang yang mau bertukar tempat tinggal dengannya selama libur Natal. Dan ternyata Amanda yang sedang frustrasi karena ditinggal kekasihnya, menyambut tawarannya. Lewat email, merekapun merencanakan lebih lanjut tentang acara liburan mereka itu. Amanda akan tinggal di rumah mungil ala pedesaan milik Iris di Inggris, sebaliknya Iris akan menempati apartemen mewah nan modern milik Amanda di New York.

Sesampainya di apartemen mewah milik Amanda, Iris mendapatkan pengalaman baru dengan segala kemudahan yang dimiliki apartemen itu. Segala sesuatu dalam rumah itu diatur dengan remote kontrol. Dan ternyata Amanda memiliki bioskop mini di rumahnya, sementara di Inggris, Iris bahkan tidak memiliki televisi. Kamarnya mewah dengan tempat tidur berukuran raksasa, dilengkapi dengan tirai jendela yang bisa diatur secara otomatis untuk membuka sendiri di pagi hari. Iris sangat menyukainya.

Sebaliknya, Amanda yang sedang frustrasi justru semakin stress melihat kondisi rumah Iris yang sangat sederhana dibandingkan apartemennya. Seperti layaknya rumah di pedesaan, Iris memiliki perapian besar yang bagus. Lantai rumahnya terbuat dari batu alam sementara dindingnya terbuat dari kayu. Sebenarnya rumah Iris sangat nyaman, tapi Amanda yang sudah terbiasa dengan kemewahan menganggapnya buruk. Ia sudah berniat untuk menghubungi Iris keesokan paginya guna membatalkan rencana mereka. Dia akan kembali ke New York.

Tapi rencananya berubah ketika dia bertemu dengan Graham Simpkins (diperankan oleh Jude Law) yang ternyata adalah abang kandung Iris yang sudah duda. Mereka membina hubungan yang mereka sadari tidak akan bertahan lama. Amanda dan Graham adalah dua orang yang sama-sama kesepian. Amanda kesepian karena dikhianati kekasihnya, sementara Graham kesepian sejak istrinya meninggal. Ternyata hubungan itu semakin mendekatkan mereka dan Amanda memutuskan untuk menunda kepulangannya ke New York.

Sementara itu di NY, Iris bertemu dengan Miles Dumont (diperankan oleh Jack Black), salah seorang teman Amanda yang kebetulan datang untuk mencarinya ke apartemennya. Mereka kemudian menjadi dekat, tapi tidak berpacaran. Karena Miles ternyata sudah punya pacar, sementara Iris sendiri masih belum bisa mencari pengganti kekasihnya yang berkhianat itu. Tapi mereka berdua saling menguatkan dan membantu masalah masing-masing.

Ketika masa liburan itu kemudian harus berakhir, Amanda dan Iris harus segera kembali ke tempat masing-masing. Amanda yang awalnya ingin membatalkan acara liburan itu, malah jadi merasa berat untuk meninggalkan Graham dan kedua anaknya di Inggris. Tapi ia tidak merasa yakin akan bisa meninggalkan rutinitasnya yang padat di kota semodern NY, untuk tinggal bersama seorang duda ganteng dengan dua putri yang baik-baik itu di desa Inggris ini. Dia juga tidak yakin kalau Iris akan menerima hubungannya dengan Graham.

Tanpa setahu mereka berdua, ternyata Iris sudah mengetahui apa yang terjadi. Rupanya Graham sering menghubungi Iris untuk menanyakan pendapatnya tentang hubungannya dengan Amanda. Awalnya, Iris merasa sangat marah. Karena sebelum berangkat ke NY, dia sudah berpesan kepada abangnya itu agar jangan datang ke rumahnya. Ia ingin Amanda benar-benar bisa beristirahat tanpa diganggu oleh abangnya yang kesepian itu. Ketika itu Amanda juga menelepon Iris dan menyampaikan cerita yang sama. Hanya saja, kali ini Amanda juga menyatakan kalau dia juga sepertinya ada hati dengan Graham. Iris menjadi terkejut dengan perkembangan yang dialami kedua orang itu. Tapi dia berhasil mengatur agar mereka berdua bisa saling terbuka.

Amanda juga mencoba menyelami kehidupan Graham yang duda dengan dua anaknya yang mulai beranjak dewasa. Dia mencoba menempatkan dirinya, apakah ia mampu menjadi seorang istri dan seorang ibu? Untungnya, kedua putri Graham sangat baik kepadanya. Mereka bahkan meminta agar Amanda tinggal di Inggris saja bersama mereka. Amanda sangat terharu.

Sementara di NY, hubungan Iris dengan Miles juga sudah semakin berkembang. Miles merasa kalau sebenarnya perasaan cintanya sudah berpindah kepada Iris. Apalagi dia mendapati kepribadian Iris yang menarik dan lugu, khas gadis dari pedesaan. Dia kemudian melepaskan diri dari kekasihnya yang egois yang hanya berusaha memanfaatkannya saja itu. Dengan berani dia mengungkapkan perasaannya kepada Iris, bahwa dia sudah jatuh cinta kepadanya dan memohon agar Iris tidak kembali ke Inggris, tapi tinggal bersamanya di NY. Iris bingung. Diam-diam dia juga sudah jatuh cinta kepada Miles dan mengabaikan telepon-telepon dari mantan kekasihnya yang masih terus menghubunginya. Tapi ia juga tidak yakin apakah ia akan bisa bertahan di kota besar itu untuk selamanya. Dia merindukan rumah mungilnya yang nyaman dan berpekarangan luas di Inggris.

Tapi, seperti biasa, film-film bergenre romantis seperti ini selalu berakhir bahagia. Di akhir film ditunjukkan kalau Amanda, Iris, Graham dan Miles berkumpul bersama di rumah mungil milik Graham. Mereka berempat merayakan malam natal bersama anak-anak Graham dengan menyanyi dan gembira, diterangi cahaya lilin yang memantul di hamparan salju di halaman rumah Graham. Natal yang indah.(2006)

Wednesday, August 5, 2009

Dangerous Liaisons


Film ini penuh intrik dengan kostum yang luar biasa megah. Istana-istana mewah milik para bangsawan kaya, gaun-gaun lebar dari kain brokat Prancis yang ujubile mahalnya. Lemari-lemari kaca besar yang bersepuh emas dan sofa-sofa berukir yang sekarang banyak dipakai di rumah-rumah mewah sebagai pertanda kekayaan. Pria-pria bangsawan dengan gaya seperti perempuan, rambut panjang dikuncir, jas panjang seperti gaun yang penuh brokat dan cara berbicara yang mendayu-dayu. Inilah sebenarnya yang menjadi daya tarik film ini.

Film ini dibuat pada tahun 1988, sehingga tak heran kalau para pemerannya masih terlihat muda. Diangkat dari novel abad ke-18 yang berjudul: Les Liaisons Dangereuses karya Piere Chordelos de Laclos yang diterbitkan tahun 1782. Lokasi filmnya adalah di sebuah tempat bersejarah di Prancis

Tapi selain semua kemegahan itu, hal hebat lainnya adalah film ini bertabur bintang-bintang papan atas. Glenn Close, Michelle Pfeifer, Keanu Reeves, Uma Thurman dan John Malkovich. Semuanya dalam satu paket. Dan film ini mendapat TUJUH nominasi Akademi Award dan memenangkan tiga diantaranya. Jadi, tak perlu diragukan lagi kualitasnya.

Tokoh utama film ini adalah Vicomte Sebastian de Valmont (diperankan oleh John Malkovich) dan Marquise Isabelle de Marteuil (diperankan oleh Glenn Close). Sepasang kekasih yang sama-sama berhati kejam dan senang mempermainkan orang lain. Marquise adalah seorang janda kaya berwajah cantik namun berhati jahat, yang meyakini kalau ia hidup untuk mendominasi pria dan membalas dendam pada wanita. Sementara Vicomte adalah seorang lajang kaya yang memiliki reputasi berselingkuh dengan istri-istri bangsawan kaya. Dan ia bangga dengan reputasinya itu. Ia merasa sangat tertantang untuk bisa memikat istri-istri setia yang taat beragama dan sangat mencintai suaminya. Keberhasilannya itu akan menjadi nilai tambah bagi reputasinya.

Berdua mereka akan membahas orang-orang yang akan menjadi target mereka selanjutnya. Dan mereka berdua menjadi partner yang karena kesamaan ini.

Marquise memiliki dendam pribadi pada seorang bangsawan yang pernah menjadi kekasih gelapnya, kemudian meninggalkannya untuk berhubungan dengan salah satu kekasih gelap Vicomte. Dia mengajak Vicomte untuk bekerja sama menghancurkan hidup pria itu. Marquise mengetahui kalau bangsawan itu akan dinikahkan dengan seorang putri sepupunya yang disekolahkan di sebuah biara Katolik, bernama Cecile de Volanges (diperankan oleh Uma Thurman)

Dia membujuk agar Vicomte mau menggoda si gadis remaja itu dengan iming-iming bahwa Cecile masih perawan. Tapi Vicomte yang sombong beranggapan kalau tugas itu terlalu mudah. Dia sudah memiliki mangsa baru. Yaitu Madame de Tourvel (diperankan oleh Michele Pfeiffer), yang dianggapnya lebih menantang. Karena Madame de Tourvel adalah seorang perempuan yang sangat taat beragama dan memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia.

Meskipun kecewa karena Vicomte telah menolak permintaannya, Marquise masih tetap tertarik denga petualangan yang baru itu. Dan dia berjanji akan bersedia tidur dengan Vicomte, kalau ia berhasil menaklukkan Madame de Tourvel lengkap dengan bukti surat tulisan tangan wanita itu sendiri. Vicomte menyambutnya dengan gembira karena ia yakin akan menang.

Sementara itu, Marquise menemukan pemuda lain yang bisa dipergunakannya untuk membalaskan dendam. Pemuda itu adalah Chevalier Danceny (diperankan oleh Keanu Reeves), seorang pemuda lugu dan menyukai musik. Ia merancang agar Danceny bertemu dengan Cecile secara tidak sengaja. Dan niatnya berhasil, Danceny jatuh cinta kepada Cecile.

Sementara itu, usaha penaklukan Vicomte agak terhalang, karena ternyata Madame de Tourvel memiliki seorang sahabat yang sudah terlebih dahulu menceritakan keburukan Vicomte kepadanya, dan memperingatkannya agar berhati-hati ketika bergaul dengannya. Vicomte menjadi marah dan menyelidiki siapa wanita yang telah berani membuka aibnya itu. Dan ternyata wanita itu adalah Madame de Volanges (diperankan oleh Swoosie Kurtz), ibu dari Cecile, sekaligus sepupu dari Marquise.

Karena dendamnya, Vicomte berniat menghancurkan kehidupan Madame de Volanges. Dan dia menawarkan diri untuk menerima kembali tugas yang diberikan oleh Marquise dulu, untuk menggoda Cecile, putri Madame de Volanges. Dan keterlibatan Vicomte inilah yang membawa akibat paling merusak dari semuanya.

Ketika Marquise diam-diam dan dengan sengaja mengadukan hubungan Cecile dengan Danceny kepada Madame de Volanges, maka dengan segera Cecile dikurung oleh ibunya dan dilarang bertemu dengan kekasihnya itu. Marquise kemudian mengatur agar Madame de Volanges dan Cecile menginap di tempat Vicomte untuk sementara waktu. Dan saat itu dimanfaatkan oleh Vicomte untuk memperkosa Cecile sekaligus membalaskan dendamnya.

Cecile yang merasa malu kemudian mengadu kepada bibinya, Marquise, yang menyarankan agar ia menyimpan rahasia itu. Marquise bahkan menghasut Cecile dengan mengatakan kalau hubungannya dengan Vicomte tetap perlu dilakukan, agar ia bisa belajar bagaimana cara menyenangkan suaminya kalau ia menikah nanti. Demikianlah Cecile kemudian menjalin hubungan gelap dengan Vicomte sampai ia hamil. Tapi kemudian kehamilannya itu gugur.

Setelah mendapatkan Cecile, Vicomte kembali mengalihkan perhatiannya kepada Madame de Tourvel. Dengan tidak putus asa dia berusaha merayu dan merayu, hingga akhirnya penolakan Madame de Tourvel pun berakhir. Tanpa disadarinya, Vicomte telah benar-benar jatuh cinta pada Madame de Tourvel. Dan dengan santai dia menceritakan perasaannya itu kepada Marquise.

Marquise adalah seorang wanita yang tidak terbiasa kalah. Dia merasa kalau Madame de Tourvel telah berhasil merebut hati Vicomte dan ia tidak bisa menerimanya. Ia kembali mengingatkan Vicomte akan petualangannya dan tugasnya untuk memberikan bukti otentik kalau ia telah berhasil tidur dengan Madame de Tourvel. Dan dibelakangnya, Marquise kemudian menjalin hubungan gelap dengan Danceny.

Setelah berhubungan beberapa lama, akhirnya Vicomte berhasil mendapatkan surat tulisan tangan Madame de Tourvel yang mengatakan kalau ia telah jatuh cinta pada pria itu. Dengan bangga, Vicomte datang ke rumah Marquise untuk menunjukkan surat itu, sekaligus menagih janji wanita itu untuk tidur dengannya.

Tapi Marquise yang cemburu dan sakit hati karena Vicomte telah jatuh cinta pada Madame de Tourvel, menolak untuk memenuhi janjinya. Dia memaksa agar Vicomte terlebih dahulu memutuskan Madame de Tourvel, baru ia bersedia tidur dengannya.

Dengan mengabaikan rasa cintanya pada Madame de Tourvel, Vicomte kemudian dengan tega memutuskan Madame de Tourvel yang sudah jatuh cinta setengah mati padanya. Wanita itu menangis dengan hebatnya. Dia menangis karena sakit hati ditinggalkan oleh Vicomte dengan alasan sudah bosan. Dia juga merasa malu karena sudah menghianati suaminya untuk berhubungan gelap dengan pria itu. Dan yang paling membuatnya sedih, bahwa ia sudah melanggar perintah Tuhan dengan berselingkuh. Karena itu, Madame de Tourvel meminta para biarawati menjalankan hukum rajam padanya. Dia minta disiksa atas semua dosa-dosanya. Dan proses ini dijalaninya dalam sebuah biara.

Madame de Tourvel tidak mengetahui kalau Vicomte juga menangis karena terpaksa harus memutuskannya. Tapi karena hati nuraninya memang sudah mati, rasa cintanya pada Madame de Tourvel dikalahkan oleh rasa takut kalau popularitasnya sebagai playboy akan hancur karena itu. Setelah memutuskan Madame de Tourvel, ia mendatangi Marquise untuk menagih janjinya. Sekaligus memintanya memutuskan Danceny.

Tapi Marquise yang jahat itu tetap saja menolak, meskipun Vicomte sudah memutuskan Madame de Tourvel. Dengan pongahnya ia malah berkata kalau itu adalah sebagai bukti kemenangannya atas Vicomte. Bahwa ia lebih kuat daripada Vicomte yang sudah jatuh cinta pada korbannya. Dan bahwa ia telah memilih untuk tetap berhubungan dengan Danceny dan mencampakkan Vicomte.

Vicomte sangat marah. Dia pun balik menghancurkan hubungan Marquise dengan Danceny, lalu mengajaknya berduel. Ketika berduel inilah Vicomte yang dipenuhi sesal karena telah menyakiti Madame de Tourvel membiarkan dirinya tertusuk pedang Danceny. Sebelum meninggal, ia meminta agar Danceny menjenguk Madame de Tourvel dan menyampaikan cinta sekaligus permintaan maafnya. Ia juga kemudian membongkar semua kejahatan Marquise beserta bukti surat-surat cinta mereka.

Danceny kemudian menemui Madame de Tourvel di biara dan menyampaikan pesan Vicomte. Setelah mendengar hal itu, wanita itu kemudian meninggal. Sementara Marquise sendiri, harus menanggung akibat dari semua kejahatannya. Surat-surat yang diberikan Vicomte kepada Danceny telah menyebar luas dan segera saja semua orang mencibir kepadanya dan mengejeknya sebagai perempuan tidak bermoral.

Cerita film ini diakhiri dengan adegan dimana Marquise yang cantik menghapus bedak dan lipstiknya. Dia sudah terlalu malu untuk keluar rumah.

Sunday, July 26, 2009

Penelope


Film ini sebenarnya adalah dongeng yang diadaptasi kembali menjadi kisah putri-putri kerajaan di zaman modern. Keluarga raja diganti menjadi keluarga kaya raya. Pemeran utamanya adalah Penelope Wilhern (diperankan oleh Christina Ricci) yang merupakan putri tunggal dari sebuah keluarga kaya. Sebenarnya dia gadis yang cantik, tapi kutukan seorang penyihir telah menghantui keluarganya selama beberapa generasi dan mengubah hidungnya menjadi seperti hidung babi.

Kutukan itu diberikan oleh sang penyihir kepada keluarga mereka. Karena ratusan tahun yang lalu, putra keluarga itu telah menghamili putri si penyihir yang bekerja sebagai pelayan di rumah leluhur mereka. Putrinya lalu bunuh diri dengan terjun ke jurang. Penyihir itu kemudian menjatuhkan kutukan, bahwa anak perempuan yang lahir di keluarga itu akan memiliki wajah seperti babi. Kutukan ini hanya akan terhapus kalau ada seseorang dari kalangan mereka yang bisa mencintai dan menerima keadaanya yang seperti babi itu. Orang tuanya Franklin Wilhern (diperankan oleh Richard E. Grant) dan Jessica Wilhern (Catherine O’Hara) mengartikan bahwa Penelope harus menikahi seorang bangsawan juga, seperti mereka, agar kutukan itu bisa terlepas.

Akhirnya, setelah beranjak dewasa, Penelope Wilhern pun mulai mencari pria yang mau mencintai dan menikahinya, meskipun ia memiliki hidung seperti babi. Masalahnya, ia tidak percaya diri untuk keluar rumah dengan penampilan seperti itu. Akhirnya orang tuanya berinisiatif untuk mengundang banyak pria untuk berkenalan terlebih dahulu dengannya. Hanya saja, pada tahap pertama perkenalan, mereka tidak bisa langsung melihat wajah Penelope, karena takut mereka akan terkejut dan lari.

Banyak pria yang berusaha mendekati keluarga kaya itu dan mengetahui bagaimana rupa putrinya. Termasuk seorang wartawan bernama Lemon (diperankan oleh Peter Dinklage) yang secara sembunyi-sembunyi berusaha mengambil fotonya. Tapi Franklin dan Jessica selalu berhasil menyembunyikan putri mereka yang aneh itu dari pandangan orang banyak.

Dan hampir semua pria, yang pernah melihat wajah Penelope Wilhern, melarikan diri dan tidak pernah kembali. Di film ini ditunjukkan kalau pria-pria itu lebih memilih melompat dari lantai dua sampai menghancurkan kaca. Agak berlebihan sebenarnya. Termasuklah diantara pria-pria ini Edward Humprey Vandermann III (diperankan oleh Simon Woods), seorang putra bangsawan yang sombong dan menyebalkan. Vandermann malah beranggapan kalau Penelope itu kasar.

Vandermann kemudian bekerja sama dengan Lemon, untuk mencari orang yang bisa menyusup kedalam rumah itu dan memfoto Penelope. Secara tidak sengaja mereka bertemu dengan Johnny Martin (diperankan oleh James Mc. Avoy), seorang penjudi miskin yang mengaku-ngaku Max Campion (diperankan oleh Nick Frost) yang berdarah biru. Johnny sepakat untuk bekerja sama dengan Vandermann dan Lemon dan akan mengambil foto Penelope untuk mereka, dengan imbalan uang.

Ketika Max bertemu dengan Penelope, dia langsung tertarik dengan pribadi Penelope yang hangat dan baik hati, meskipun berwajah seperti babi. Ia langsung membatalkan kesepakatannya dengan Vandermann dan Lemon, karena menganggap hal itu terlalu buruk untuk gadis sebaik Penelope. Dan menolak untuk datang lagi ke tempat itu dan mengambil fotonya. Penelope menganggap kalau Max tidak mau datang lagi menemuinya karena tampangnya yang seperti monster. Padahal Penelope sudah jatuh cinta pada Max yang ramah dan periang.

Karena kecewa, Penelope memutuskan untuk lari dari rumah. Memasuki kota yang tak pernah dilaluinya seumur hidupnya. Ia berhasil membawa lari kartu kredit ibunya dan menggunakannya untuk menginap di hotel dan menutupi setengah bagian wajahnya dengan syal lebar. Jadi tidak ada yang bisa melihat hidung babinya. Tapi setelah Jessica menemukan hotel itu dan berusaha memaksanya pulang, Penelope kembali melarikan diri tanpa sempat membawa kartu kredit ibunya.


Pada saat itu, Vandermann dan Lemon telah menerbitkan sketsa dirinya di surat kabar milik Lemon. Penelope digambarkan sebagai gadis jelek dengan hidung babi dan gigi taring berlapis serta daun telinga lancip. Mereka mengetahui kalau Penelope kabur dari rumah. Jadi mereka mengatakan akan membayar 5000 dollar kepada mereka yang berhasil memfoto ”si gadis berwajah babi” dan menyerahkan foto itu kepadanya. Penelope melihat hal itu sebagai kesempatan untuk mendapat uang.

Ia lalu memfoto dirinya sendiri di sebuah box foto dan memberikannya kepada Lemon, lalu mengambil uang 5000 dollar yang menjadi bayarannya. Ternyata, setelah melihat foto asli Penelope yang berwajah sedih dan putus asa itu, juga tidak bertaring dan bertelinga lancip seperti yang digambarkan Vandermann selama ini, Lemon malah menjadi kasihan. Dan memutuskan untuk tidak mempublikasikan foto itu karena merasa iba akan nasib Penelope. Tapi Vandermann yang jahat tetap saja mempublikasikannya.

Dalam perjalanannya yang terluntang-lantung, Penelope bertemu dengan Annie yang ramah dan periang (diperankan Reese Whiterspoon) yang kemudian menjadi sahabatnya dan mengajaknya berkeliling kota untuk mengenalkan berbagai tempat yang belum pernah dilihat Penelope sebelumnya. Ketika Annie bertanya kenapa ia menutupi wajahnya seperti itu, Penelope beralasan kalau dia baru melakukan operasi hidung. Penelope sangat bahagia bisa berkeliling ke berbagai tempat, setelah hampir seumur hidup terkurung di rumah. Tapi sebuah kejadian telah membuat Penelope jatuh pingsan dan syal penutup hidungnya terbuka. Dan mereka semua melihat hidungnya yang seperti babi.


Ternyata tanggapan masyarakat tidaklah seburuk yang diduganya selama ini. Orang-orang tidak berlari menjauh karena ketakutan, malah mendekatinya karena rasa ingin tahu. Dalam sekejab, Penelope menjadi sangat terkenal. Banyak pejabat yang berlomba untuk bisa berfoto dengannya. Segala kegiatannya selalu menjadi headline berita. Orang-orang bahkan menggunakan topeng babi ketika musim Halloween. Tapi itu semua tidak membuatnya bahagia. Karena kutukan itu masih tetap belum hilang dan masih belum ada pria bangsawan yang mau menikahinya.

Ketika itulah Vandermann datang kembali dan menawarkan diri untuk menikahi Penelope, atas paksaan ayahnya. Dan karena desakan ibunya, Penelope pun menerima lamaran itu, dan pesta pernikahan megah akan segera dilaksanakan.

Johnny melihat berita pertunangan Penelope dari koran. Sebenarnya ia sangat mencintainya. Tapi ia sadar, kalau dirinya bukanlah bangsawan. Jadi, kalaupun ia mau menikahi Penelope, tetap saja ia tidak bisa membuat kutukan hidung babi itu hilang. Jadi, ia memilih untuk mengalah dan merelakan Penelope menikah dengan Vandermann yang keturunan bangsawan. Ia tidak perduli sekeras apapun Lemon berusaha membujuknya untuk merebut kembali Penelope dari Vandermann.

Tapi di tengah acara pemberkatan, Penelope memutuskan untuk tidak jadi menikah dengan Vandermann. Ia menganggap pernikahan itu tidak akan membawa kebahagiaan baginya ataupun bagi Vandermann sendiri. Dia memutuskan untuk tidak akan menikah hanya untuk menghilangkan kutukan yang menimpanya.
”Aku menyukai diriku apa adanya.” katanya.

Dan tiba-tiba saja terjadi keajaiban. Kutukan itu menghilang. ternyata orangtuanya telah salah mengartikan perkataan penyihir tersebut. Tidak harus seorang pria bangsawan yang mencintainya agar kutukan itu hilang. Melainkan dia harus bisa menerima dirinya sendiri dan tidak menangisi keadaannya, barulah kutukan itu akan lenyap. Dan kemudian Penelope muncul sebagai seorang gadis cantik.

Ia kemudian menghilang dan mengabdikan diri sebagai guru dan ahli tanaman, sampai publik melupakan penampilan hidung babinya. Setelah beberapa waktu, Penelope mendatangi Johnny dengan mengenakan topeng babi di wajahnya. Johnny yang melihatnya tetap jatuh cinta, meskipun ia beranggapan kalau kutukan itu masih ada. Baru setelah Penelope membuka topengnya dan menunjukkan wajah cantiknya, Johnny sadar kalau kutukan itu telah musnah. Dan seperti cerita dongeng pada umumnya, mereka pun menjadi kekasih dan hidup happily ever after

Friday, July 17, 2009

Love In The Time of Cholera

Cerita film itu cukup menggugah. Dan ternyata, kisah ini diangkat dari novel pemenang Nobel Price karya Gabriel Garcia Marquez. Memang tidak sedramatis cerita cinta antara Leonardo dan Kate Winslet di film Titanic. Pada awalnya aku mengira kalau film ini akan menceritakan tentang penyebaran wabah kolera di Amerika Selatan. Ternyata, unsur kolera ini hanya sebagai pelengkap saja.

Yang menjadi kisah utama adalah penantian seumur hidup yang dilakukan seorang pria terhadap wanita yang sangat dicintainya sejak pandangan pertama. Klise? Ya, memang klise. Tapi jalan ceritanya sangat bagus. Dan pertambahan usia yang dialami setiap pemeran dalam film ini benar-benar terasa nyata. Ini membuat film ini tidak sia-sia untuk ditonton. Tapi karena jalan cerita yang klise itu pulalah aku tidak menuliskan jalan ceritanya secara mendetil, seperti pada The Other Boleyn Girl ataupun Coming Soon. Bisa mumet membacanya. Jadi cukup sinopsisnya saja.

Tokoh utama pria adalah Florentino Ariza (diperankan oleh Javier Bardem) seorang pemuda miskin yang bekerja sebagai operator di kantor telegraf. Keahlian utamanya adalah menulis puisi. Florentino seorang pria muda lugu yang belum pernah jatuh cinta pada wanita manapun seumur hidupnya.

Suatu hari, Florentino datang ke rumah Lorenzo Daza (diperankan oleh John Leguizamo), seorang pedagang keledai yang kaya raya, untuk mengantarkan sebuah pesan telegram. Disanalah ia bertemu untuk pertama kalinya dengan Fermina Daza (diperankan oleh Giovanna Mezzogiorno) muda yang sangat cantik. Florentino memandangnya tanpa berkedip.

Hubungan cinta mereka kemudian berlanjut secara sembunyi-sembunyi. Pengasuh Fermina yang bertugas mengantarkan semua surat-surat cinta mereka. Karena Florentino dan Fermina tidak bisa bertemu secara terang-terangan. Namun, hubungan cinta ini akhirnya terbongkar juga. Lorenzo Daza sangat marah mengetahui putri tunggalnya berhubungan dengan seorang pemuda miskin. Ia berharap Fermina akan bertemu dengan pria kaya raya yang lebih sepadan dengannya. Karena itu ia mengirim Fermina ke desa agar tidak berhubungan lagi dengan Florentino.

ia sangat terpukul dengan kejadian itu. Tapi karena cintanya yang sangat besar, ia bersumpah akan menunggu Fermina kembali, sampai kapanpun. Dia tidak akan pernah menikah dengan wanita manapun. Ia bahkan bertekad untuk tetap menjaga keperjakaannya agar nantinya dipersembahkan kepada Fermina seorang. Ia tidak perduli kawan-kawannya memandang aneh niatnya itu. Padahal, pada masa itu bisnis rumah bordil sangat berkembang.

Penantian Florentino akhirnya usai. Fermina pulang kembali ke kota asalnya. Ia telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang lebih cantik lagi. Tapi ternyata, Fermina telah berubah. Cintanya pada Florentino sudah tidak ada lagi. Dia meminta agar Florentino melupakannya.

Pada saat itulah Fermina bertemu dengan Juvenal Urbino (diperankan oleh Benjamin Bratt) seorang dokter yang belajar di Paris. Ayahnya kemudian mengatur agar Fermina menikah dengan dokter kaya ini.

Florentino semakin terpuruk. Kerjanya hanya menangis dan mengurung diri setiap hari. Ibunya kemudian meminta tolong pada paman Florentino, agar pria yang sedang patah hati itu bisa mendapat pekerjaan di tempat yang jauh, agar ia bisa melupakan Fermina. Maka Florentino kemudian dikirim untuk bekerja ke Villa de Levya, yang berjarak tiga minggu perjalanan dari kota asalnya.

Tapi di tengah jalan, Florentino memutuskan untuk kembali ke kotanya lagi. Ia kembali memutuskan untuk tetap menunggu hingga Fermina mau menjadi kekasihnya lagi. Namun, ketika ia kembali, ia mendapati Fermina sudah menikah dengan Juvenal. Dan ia telah berangkat bersama suaminya menuju ke Paris untuk berbulan madu.
Karena keputus-asaanya, Florentino menjadi lupa diri. Ia kemudian mulai tidur dengan banyak wanita, untuk melampiaskan rasa sakit hatinya. Dan dia juga membuat sebuah jurnal yang berisi tentang semua wanita yang pernah tidur dengannya. Namun semua hubungan itu adalah hubungan-hubungan semalam yang berlangsung tanpa rasa cinta. Karena hatinya telah tertuju hanya kepada Fermina.

Dia menunggu selama 51 tahun. Ketika jumlah wanita yang tidur dengannya mencapai angka 622 orang. Akhirnya nasibnya berubah, sejalan dengan kematian Juvenal, karena usia tua. Florentino kembali menemui Fermina yang sudah menjanda. Untuk kesekian kalinya ia mengungkapkan kembali perasaannya pada wanita yang kini sudah tua itu. Fermina menganggapnya kurang ajar dan mengusirnya dari rumahnya. Tapi Florentino tidak menyerah. Dengan rajin ia tetap mengirimi Fermina surat-surat cinta seperti waktu mereka remaja dulu.

Tiga tahun kemudian baru hati Fermina luluh dan ia bersedia bertemu lagi dengannya. Perlahan-lahan ia mulai mengingat kembali perasaan yang dulu juga dimilikinya terhadap Florentino. Perasaan yang 53 tahun lalu telah ditentang keras oleh ayahnya. Akhirnya mereka kembali menjalin hubungan. Bukan hubungan cinta penuh gairah seperti waktu mereka muda dulu. Tapi lebih kepada hubungan yang menenangkan, diantara dua manula yang bahkan sudah berjalan dengan bantuan tongkat.

Ada satu adegan yang menurutku lucu sekaligus menyentuh. Yaitu ketika Florentino tua dan Fermina tua akan bercinta. Dengan malu-malu dan tidak percaya diri, Fermina menyuruh Florentino agar membuang muka dan tidak memandang tubuh telanjangnya yang sudah keriput itu.
”Kau tidak akan suka apa yang kau lihat.” katanya.
Tapi Florentino malah berdiri dan langsung membantunya membuka pakaian.
”Aku tidak perduli bagaimanapun bentuk tubuhmu saat ini.” katanya.
Menyentuh sekali. Cinta yang dipisahkan secara paksa di masa muda, akhirnya terpaut kembali di usia senja.

Tokoh-tokoh dalam film ini benar-benar mengalami perubahan wujud yang nyata sesuai dengan perjalanan usia mereka. Inilah yang kumaksud di awal tadi. Kerja make-up artisnya benar-benar luar biasa. Dan akting mereka juga patut diacungi jempol. Masa muda yang penuh gairah dan semangat sampai masa tua yang penuh kebijaksanaan dan bertambah lambatnya reaksi tubuh. Semua itu tergambar dengan sempurna di akting mereka. Benar-benar film yang sangat menarik. Pantas kalau novelnya mendapat hadiah Nobel.

Dan In Real Life

Dan Burns (diperankan oleh Steve Currel) adalah seorang duda muda dengan tiga orang putri Jane, Cara dan Lily. Dia mengajak ketiga putrinya untuk pulang ke rumah orang tuanya, dalam rangka liburan bersama dengan saudara-saudaranya yang lain. Sebenarnya Dan tidak terlalu menikmati suasana liburan itu. Dia merasa kesepian karena hanya dirinyalah yang tidak memiliki pasangan disana. Istrinya, Suzanne sudah meninggal. Dan kesepian ini ditambah lagi dengan kondisi kamar yang ditempatinya. Ibunya menjadikan ruangan tempat mesin cuci sebagai kamar darurat baginya. Dengan pertimbangan, karena dia toh tidur sendirian disana. Sementara saudara-saudaranya yang lain punya istri/suami, jadi mereka mendapatkan kamar sendiri-sendiri. Dan tidak ada kamar yang tersedia untuk Dan.

Tanpa sengaja Dan bertemu dengan seorang wanita, Marie (diperankan oleh Juliette Binoche), ketika sedang membeli surat kabar di toko buku. Marie salah mengira kalau Dan adalah pegawai disana dan meminta bantuannya untuk memilihkan beberapa buku untuknya. Dan mereka melanjutkan perkenalan mereka dengan sarapan bersama di kafe yang ada di toko buku itu. Tanpa sadar, Dan menceritakan seluruh kisah hidupnya pada Marie yang baru dikenalnya itu, sampai menjelang siang. Ketika tiba-tiba Marie mendapat telepon dan harus segera pergi. Dan begitu terpesona dan merasa kalau dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya.

Tapi akhirnya Dan mengetahui kalau Marie adalah kekasih Mitch (diperankan oleh Dane Cook), adiknya. Karena mereka bertemu kembali di rumah. Marie diundang oleh Mitch untuk ikut dalam liburan keluarga mereka, sekaligus ingin memperkenalkannya sebagai kekasihnya. Fakta ini membuat suasana jadi serba canggung antara Dan dan Marie. Tapi mereka sepakat untuk merahasiakan pertemuan mereka dulu.

Namun Dan tidak mampu menahan kecemburuannya, ketika melihat kemesraan Mitch dan Marie di meja makan. Dan dia tanpa sadar telah menyinggung perasaan Mitch, dengan menceritakan semua gadis mantan pacar Mitch yang pernah dibawanya juga. Kejadian ini juga membuat keluarga besarnya kecewa dengan sikap Dan. Akhirnya Dan memutuskan untuk mencari hiburan di luar rumah saja, agar dia tidak harus melihat Marie. Namun tanpa disadarinya juga, ternyata Marie diam-diam sering mencuri pandang padanya.

Dan juga mencoba mendekati putri-putrinya agar bisa bersama-sama seperti biasanya. Tetapi mereka sudah beranjak dewasa dan tidak ingin berada dekat-dekat ayahnya lagi. Mereka bahkan cenderung lebih dekat dengan Marie. Kenyataan ini membuat Dan semakin gundah.

Kelakuan Dan yang canggung dan aneh itu membuat orang tuanya heran. Mereka menduga itu karena Dan sudah terlalu lama menduda dan hanya mengurus anak-anaknya. Jadi, mereka mengatur sebuah kencan buta untuk Dan. Awalnya Dan menolak. Karena wanita yang mereka sodorkan, Ruthie Drape (diperankan oleh Emily Blunt), adalah teman masa kecilnya dulu. Dia dujuluki ’si muka babi’ karena jelek dan gendut. Namun, karena seluruh keluarga juga ikut memaksa, akhirnya dia mengalah dan setuju. Dan Mitch mengajak Marie juga agar ikut dengan kencan ganda ini.

Tapi betapa kagetnya mereka semua, karena ternyata Ruthie Drape telah menjelma menjadi gadis dewasa yang cantik dan seksi. Dan dan Ruthie berdansa di sebuah club, Marie yang merasa sedikit cemburu dengan kemesraan Dan dan Ruthie yang cantik, mengajak Mitch berdansa juga bersamanya. Mereka berdua bersaing untuk membuat cemburu satu sama lain. Dan kencan itu berakhir dan Dan memutuskan untuk tidak pulang ke rumah malam itu. Marie memandangi kepergian Dan dan Ruthie dengan sedih dan cemburu. Dan keesokan paginya, dia menunjukkan kemarahannya. Dengan membuatkan pan cake gosong untuk sarapan Dan.

Pada sebuah kesempatan, dimana setiap anggota keluarga tampil menunjukkan bakatnya masing-masing. Dan tampil dengan menyanyikan sebuah lagu cinta yang dimainkan dengan gitarnya. Syair lagu itu diciptakan secara spontan dari hatinya, khusus untuk Marie. Marie yang sebenarnya juga memendam perasaan pada Dan tapi tidak tega memutuskan Mitch karena akan menyakiti hati keluarga besarnya juga, akhirnya memilih untuk pergi dari rumah itu.

Mitch begitu sedih karena kepergian Marie. Segala hal yang dilakukannya menggambarkan kesedihannya itu. Demikian juga seisi keluarganya. Tapi, diam-diam Marie menelepon Dan dan mengajaknya untuk bertemu di suatu tempat. Dan menyetujuinya. Dan mereka bertemu di tempat bermain bowling. Mereka menghabiskan sisa hari itu dengan bermain bowling bersama.

Tapi tanpa diduga, keluarga besar Dan kebetulan datang juga kesana. Dan mereka terkejut melihat Dan dan Marie disana. Karena emosi, Mitch meninju dan hingga terjatuh. Dan Marie memilih untuk segera pergi.

Kemudian Dan harus menghadapi kemarahan keluarga besarnya. Termasuk anak-anaknya yang merasa diacuhkan, sejak Dan terlalu sibuk mencari perhatian Marie. Dan mengalah dan minta maaf pada mereka. Tapi dengan jujur dia mengakui perasaan cinta yang dimilikinya pada Marie. Karena terharu, ketiga putrinya meminta Dan pergi untuk mencari dan mendapatkan Marie kembali.

Di akhir cerita, Dan dan Marie menikah dengan diiringi putri-putrinya sebagai pengiring pengantin. Sementara Mitch tetap berhubungan dengan si cantik Ruthie Drape.
Related Posts with Thumbnails

  © Mirror On The Wall by Simply Fabulous Blogger Templates

Back to TOP