Thursday, July 16, 2009

The Phantom of The Opera

Aku tahu kalau The Phantom of The Opera sudah dirilis beberapa kali. Tapi yang mau kutuliskan kali ini adalah resensi dari versi yang jadul yaitu tahun 1989. Waktu efek visual masih belum secanggih sekarang ini. Tapi filmnya menarik. Tentu saja menarik menurutku, kalau tidak, buat apa aku repot-repot menuliskan resensinya di blogku kan?

Bagian awal film ini menggambarkan tentang usaha dua orang gadis muda dalam mengejar impian mereka untuk bisa menjadi pemain opera di kota New York. Pemeran utama adalah Christine Day (diperankan oleh Jill Schoelen). Ia berencana untuk mengikuti sebuah casting yang akan dilakukan di sebuah gedung opera. Dia sangat ingin mendapat sebuah peran, walaupun hanya peran kecil dalam sebuah Opera berjudul: The Swan itu.

Maka dengan dibantu temannya Meg (diperankan oleh Molly Shannon), Christine pun mulai mencari-cari materi yang sempurna untuk dinyanyikannya di casting nanti. Mereka mencari naskah-naskah partitur kuno di sebuah perpustakaan. Partitur-partitur kuno itu biasanya jarang dinyanyikan. Christine berharap dia bisa menemukan partitur yang bagus yang akan menarik perhatian para juri di acara casting tersebut. Dan mereka berhasil.

Mereka menemukan sebuah naskah partitur kuno berjudul Don Juan Triumphant yang digubah oleh Eric Destler (diperankan oleh Robert Englund). Christine sangat gembira dan langsung mencoba menyanyikan partitur itu. Tapi tiba-tiba saja, gambar-gambar not balok itu mengeluarkan darah dan membanjiri telapak tangannya. Ia menjerit sampai temannya datang menghampiri dan menanyakan keadaanya. Tapi saat itu, tangannya sudah bersih dan noda darah itu tidak kelihatan lagi.

Akhirnya dia tiba di tempat casting. Ketika gilirannya tiba, dia pun tampil dan menyanyikan lagu Don Juan Triumphant itu dengan penuh penghayatan. Juri sangat terpesona mendengarnya. Namun tiba-tiba sebuah lampu panggung jatuh dan menabraknya tepat di bagian kepala. Christine pun terjengkang dan pingsan.

Ketika tersadar, ia tiba-tiba sudah berada di tempat lain. Tepatnya pada sebuah latihan opera di Inggris, di Gedung Opera London yang terkenal itu. Dia mendapat sebuah peran kecil dalam Opera berjudul: Don Juan Triumphant. Dan kebetulan memang dalam latihan itu dia jatuh pingsan karena ada sebuah karung yang jatuh dari langit-langit panggung dan menimpanya. Tapi dia tidak apa-apa.

Joseph Buquet (diperankan oleh Terence Beesly, kru yang bertugas mengangkat layar mengatakan bahwa ia melihat ada hantu yang menjatuhkan karung itu ke panggung. Tapi dia harus membayar mahal perkataannya itu. Karena meskipun teman-temannya yang lain tidak percaya, hantu itu memang ada. Hantu inilah yang kemudian membunuh Joseph dan mengulitinya.

Kemudian hantu itu mendatangi kamar Christine. Christine menyadari keberadaan hantu itu. Tapi ia mengira kalau itu adalah malaikat yang dikirim ayahnya kepadanya, untuk membantunya berlatih. Karena di masa hidupnya, ayahnya lah yang mengajarinya bernyanyi. Dan hantu itu memang mengajarinya bernyanyi, tapi bukan nyanyian yang menjadi perannya dalam opera itu. Tapi dia mengajari Christine menyanyikan lagu pemeran utama, Marquerite, yang sebenarnya diperankan oleh La Carlotta (Stephanie Lawrence). Hantu itu berjanji akan membantuk Christine untuk mendapatkan peran utama menggantikan Carlotta.

La Carlotta sendiri sudah menjadi diva terkenal di dunia opera. Sayangnya, dia sangat sombong dan jahat. Dia mengetahui kemampuan menyanyi Christine yang bagus. Ia menganggapnya sebagai rival dan ingin menyingkirkannya. Karena itu, ia memaksa pemilik Gedung Opera London itu untuk menyingkirkan Christine, atau dia tidak mau bernyanyi di pementasan.

Dan Carlotta mendapat ganjaran karena keiri-hatiannya itu. Si hantu menggantungkan mayat Joseph yang telah dibunuh dan dikulitinya, di dalam lemari baju Carlotta. Perempuan itu sangat terkejut dan ketakutan ketika melihatnya. Ia menjerit-jerit sampai suaranya habis dan ia tidak bisa lagi bernyanyi untuk pementasan. Maka dipilihlah Christine untuk menggantikannya. Dan penonton sangat menyukainya, meskipun dia belum seahli Carlotta yang sudah lama menjadi penyanyi opera.

Cerita opera itu ternyata menggambarkan si hantu dalam masa hidupnya. Dia adalah seorang penggubah lagu yang berbakat dan menginginkan agar karyanya juga diingat dan dikenal oleh dunia, seperti karya-karya Mozart dan Beethoven. Untuk itu ia rela menjual jiwanya kepada setan, yang menjanjikan bahwa ia bisa membuat si hantu terkenal. Tapi karena pada dasarnya setan memang tidak bisa dipercaya, si setan juga merusak wajah si hantu hingga menjadi buruk rupa, sambil berkata:
Dunia memang akan menyukai dan mengingat lagumu. Tapi hanya itu saja yang akan mereka sukai darimu.
Demikianlah, seumur hidupnya si setan tidak bisa bergaul dan bersosialisasi sebagaimana layaknya manusia.

Christine yang berhasil memukau penonton malam itu langsung menjadi terkenal dan buah bibir di kalangan penikmat opera. Seluruh koran memuat berita keberhasilannya itu. Dan Christine sangat gembira. Tapi keriaan itu menjadi surut. Ketika ia membaca ulasan dari seorang kritikus opera yang sangat terkenal. Kritikus itu malah berpendapat kalau penampilan Christine malam itu sangatlah buruk dan tidak layak dibandingkan dengan Carlotta yang sudah menjadi diva.

Si hantu yang mengetahui hal ini langsung bertindak dan membunuh si kritikus karena telah menyakiti hati gadis pujaannya. Lalu kemudian mendatangi Christine dan menghibur hatinya. Dia menjanjikan pada gadis itu, bahwa ia bisa membuatnya sangat terkenal dan disukai banyak orang. Dan tidak akan ada yang berani mengkritiknya. Dalam kesedihannya Christine setuju. Dan mengikuti si hantu pulang ke tempat tinggalnya.

Ternyata dia tinggal di saluran got tepat di bawah Gedung Opera London. Saat itulah Christine menyadari, kalau si hantu ternyata adalah Eric Destler. Dan disitu pula hantu Eric memaksa Christine menerima lamarannya dan menyelipkan cicin di jari manisnya. Christine tidak bisa menolak dan tidak bisa melepaskan cincin itu dari jarinya.

Kemudian serombongan orang yang dipimpin oleh seorang polisi mencari keberadaan Christine. Seorang gelandangan yang juga tinggal di got di bawah Gedung Opera London membantu menunjukkan jalan kepada mereka. Karena ia pernah melihat hantu Eric membawa Christine masuk ke got itu. Eric yang mengetahui kejadian ini kemudian membunuh semua orang terlibat dalam pencarian itu. Namun, Richard (yang diperankan oleh Alex Hyde-White), kekasih Christine dan Inspektur Hawkins (diperankan oleh Terence Harvey), si kepala polisi itu, masih hidup dan berhasil menemukan tempat tinggal Eric.

Dengan marah, Eric juga membunuh mereka berdua di depan mata Christine. Gadis itu sangat marah, lalu menyambar lilin yang menyala dan melemparkannya ke tumpukan kertas karya terbaru Eric Destler yang masih belum selesai. Eric menjerit, karena karya-karya itu adalah jiwanya. Tanpa karyanya ia akan mati. Tapi karena api begitu cepat menyambar, kumpulan kertas itu pun terbakar dengan cepat dan hantu Eric pun musnah. Pada saat itu, Christine pun pingsan.

Ketika tersadar, Christine telah kembali ke casting opera yang dilakukan di New York. Semua orang tengah mengerubunginya ketika ia pingsan terhantam lampu panggung. Saat itulah dia kemudian bertemu dengan Foster, pemilik gedung opera itu, yang wajahnya sangat mirip dengan Eric Destler. Dan Foster memang arwah Eric yang hidup kembali, karena Christine menyanyikan partitur lagu ciptaannya, Don Juan Triumphant. Partitur yang berubah menjadi darah itulah yang membuktikan kebangkitan awal dari Eric. Dan kini ia masih tetap mengincar Christine.

Tapi kali ini, Christine tidak mau lagi terbujuk dengan janji Eric akan ketenaran dan keberhasilan di dunia opera. Dia sudah mengalami hal itu di dalam mimpinya, dan ia tidak ingin itu terulang lagi. Maka kali ini, Christine menikam jantung Eric tanpa belas kasihan. Lalu melarikan karya-karyanya yang masih belum selesai, merobeknya dan membuangnya ke selokan. Termasuk juga partitur asli dari Don Juan Triumphant. Karena setiap kali ada yang menyanyikan partitur lagu itu, maka Eric Destler akan kembali hidup. Karena setan sudah menjadikan karyanya itu sebagai jiwanya.

4 comments:

  1. wahhh, makasih bgt buat review-nya, :)
    tadinya aku udh nnton,tp yg versi barunya n gak ngeh ceritanya. kyaknya kl diliat dr review blog ini, versi lamanya lbh bgus dr vrsi terbarunya y? ceritanya lbh bisa ditangkap akal, hohoho.
    8)

    kl yg vrsi baru, si eric ni dulunya yg jd 'devil's child' n suka dianiaya itu, kan? XO

    -Tika-

    ReplyDelete
  2. Coba ceritain twilight dunk..
    Thankz

    ReplyDelete
  3. aku lebih suka yang versi eric the devil's child :)
    krn di endingnya dia nglepasin si christine
    tapi kasian si eric..

    ReplyDelete

Kunjungi juga blog ku yang lain ya:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
~Serendipity

Komentar SPAM dan pengiklan liar pasti akan di-reject!
Maaf, aku tidak menyediakan link download apapun. Mungkin bisa dicari sendiri di google atau di blog film yang menyediakannya :)

Salam

Related Posts with Thumbnails

  © Mirror On The Wall by Simply Fabulous Blogger Templates

Back to TOP