Thursday, July 30, 2009

Mr. Magorium's Wonder Emporium


Film ini enaknya ditonton bareng anak-anak. Cerita dongeng yang punya efek visualisasi menarik dan penuh warna. Kalaupun anak-anak tidak mengerti jalan ceritanya, tapi mereka pasti masih akan terpukau melihat bagaiman mainan-mainan di toko mainan Mr. Magorium ini bergerak dan bermain layaknya mahluk hidup. Mereka juga bisa merasakan suasana kegembiraan yang dirasakan setiap anak-anak seandainya saja mainan ajaib seperti yang ada di toko ajaib itu benar-benar ada.

Mr. Magorium (diperankan oleh Dustin Hoffman) sendiri adalah sosok yang ajaib, sebenarnya. Karena usianya sudah 243 tahun. Dialah pemilik toko ajaib itu dan bersahabat dengan berbagai mainan yang ada di toko itu. Dia selalu menyapa mainan-mainan itu, bernyanyi bersama, bermain bersama. Dan setiap anak-anak yang datang ke toko itu juga bisa merasakan keajaiban tersebut.

Toko mainan ini memiliki emosi juga, emosinya sama dengan emosi yang sedang dirasakan oleh pemilik toko. Karena Mr. Magorium adalah orang yang ramah, selalu gembira dan penuh tawa, maka toko mainan dan mainan-mainan di dalamnya pun penuh warna-warna cerah dan bergerak dengan ceria dan membuat anak-anak yang datang ke toko itu gembira dan selalu bermain-main dengan tertawa.

Mr. Magorium mempekerjakan seorang asisten di tokonya, Molly Mahoney (diperankan oleh Natalie Portman), seorang pemain piano dan pencipta lagu. Dan seorang penulis buku bernama Bellini (diperankan oleh Ted Ludzik). Ia adalah seorang pria kekar yang sangar, tapi sangat mencintai buku dan dunia anak-anak. Dia tidur di ruang bawah tanah toko itu, bersama dengan boneka kesayangannya. Molly lah yang bertugas membantu Mr. Magorium menjalankan toko sehari-hari.

Pelanggan tetap toko itu adalah seorang anak bernama Eric (diperankan oleh Zach Mills), seorang anak kesepian yang tidak mempunyai teman. Dia lebih memilih berteman dengan mainan-mainan ajaib yang ada di toko Mr. Magorium setiap harinya. Dan satu-satunya teman yang dimilikinya adalah Molly. Dan ia juga menyayangi Mr. Magorium karena sifatnya yang kebapakan.

Tiba-tiba saja, Mr. Magorium menyatakan kalau sudah tiba waktunya untuk meninggalkan dunia ini, tanpa penjelasan apapun. Dia hanya mengatakan kalau memang sudah tiba waktunya untuk pergi. Penghuni mainan toko menjadi marah mendengar pengakuannya. Mainan-mainan itu berubah menjadi nakal dan menakut-nakuti para pengunjung toko, karena kesal. Molly yang ketakutan mendengar hal itu, segera mengajak Mr. Magorium berobat ke rumah sakit. Ia khawatir kalau pria tua itu sedang sekarat.

Tapi ternyata dokter tidak menemukan penyakit apapun padanya. Hanya diagnosa bahwa dia mulai berhalusinasi tentang keajaiban, karena pengaruh umurnya yang sudah tua. Sehingga Mr. Magorium pun tak perlu dirawat di rumah sakit.

Molly kemudian berusaha mencegah ’kepergian’ Mr. Magorium dengan mengajaknya bergembira sepanjang hari. Tujuannya untuk mengingatkan kembali betapa indahnya hidup dan Mr. Magorium tidak perlu ’pergi’. Pria tua itu sangat gembira dengan pengalamannya itu, tapi dia tetap meninggal juga. Dia meninggal dengan tenang di dalam toko mainan ajaib kesayangannya, setelah mengucapkan selamat tinggal pada mainan-mainan yang ada di dalam toko itu. Dan mewariskan kepemilikan toko itu kepada Molly.

Sebelum meninggal, Mr. Magorium menyewa jasa seorang akuntan bernama Henry Weston (diperankan oleh Jason Bateman) untuk menyusun laporan keuangan toko itu. Henry tidak percaya dengan keajaiban apapun di dalam toko itu, sehingga mainan-mainan juga tidak mau bergerak ketika Henry melihat mereka. Satu-satunya keajaiban yang dirasakan Henry aneh adalah bahwa banyak kuitansi-kuitansi di toko itu yang berumur ratusan tahun. Dan adanya sebuah kuitansi yang berisi nama pelanggan Thomas Edison, si penemu bohlam.

Molly membenci Henry karena sikapnya yang menyepelekan dan tidak mau percaya tentang keajaiban yang dimiliki toko itu. Dan memberi nama ejekan ”mutant” kepadanya, karena Henry dianggap memiliki kelainan diantara para penghuni toko ajaib itu. Dia dianggap berbeda dan tidak punya perasaan.

Setelah Mr. Magorium meninggal, mainan-mainan yang ada di toko itu menjadi sangat bersedih dan menolak memperlihatkan keajaiban lagi. Semua mainan mengubah warna mereka menjadi hitam dan abu-abu. Tidak ada lagi mainan-mainan ceria yang penuh warna. Toko itu berubah jadi toko jelek yang membosankan. Molly merasa, kalau ia mungkin tidak mewarisi bakat yang dimiliki Mr. Magorium. Sehingga mainan-mainan itu pun menolak keberadaannya disana. Bahwa mainan-mainan itu tidak menyukai Molly sebagai pemilik toko. Maka ia pun memutuskan untuk menjual toko itu beserta mainan-mainan yang ada di dalamnya kepada orang lain.

Eric yang mengetahui rencana ini, segera membujuk Henry agar membantunya menghalangi niat Molly itu. Dia bahkan rela mengorbankan semua tabungannya (meskipun jauh dari cukup) untuk membeli toko itu. Henry yang merasa iba melihat usaha keras Eric, akhirnya mencoba membujuk Molly.

Ia datang ke toko itu pada sore hari dan bertemu dengan Molly yang sedang membereskan isi toko. Dia melihat Molly memegang sebuah kotak kayu, yang disebut Congreve Block. Molly mengatakan kalau kotak kayu itu diberikan oleh Mr. Magorium kepadanya dan menyuruhnya mencari sisi ajaib dari kotak itu. Molly sudah berusaha mencari apa yang ajaib dari kotak itu, tapi masih belum berhasil. Tapi tiba-tiba saja kotak itu bergerak. Ketika Molly menyuruhnya untuk bergerak dan bergerak terus, kotak itu melompat-lompat kesana kemari bahkan terbang mengelilingi toko. Henry yang skeptis pun pingsan karena melihat keanehan itu.

Ketika dia terbangun, Henry menyadari kalau itu semua ternyata mimpi. Bahkan Molly mengaku dia tidak berada di dalam toko itu pada sore hari ketika Henry datang. Saat itulah Henry menyadari, kalau mimpi itu punya arti tertentu. Bahwa keajaiban itu memang ada, tapi baru akan muncul kalau orang-orang mempercayainya. Dan Henry menanyakan apakah Molly percaya akan keajaiban. Molly menjawab, ya.

Seketika itu, toko ajaib itu kembali hidup. Dengan lambaian tangannya, Molly berhasil ’membangunkan’ semua mainan ajaib itu dan mengembalikan semua warna mereka yang cerah. Mainan-mainan yang murung itu kembali bergembira dengan Molly sebagai pemilik toko yang baru.

1 comment:

  1. saya sangat suka film mr.magorium...apalagi pas dialog yang ini:Mr. Edward Magorium: [to Molly, about dying] When King Lear dies in Act V, do you know what Shakespeare has written? He's written "He dies." That's all,
    nothing more. No fanfare, no metaphor, no brilliant final words. The culmination of the most influential work of dramatic literature is "He dies.
    " It takes Shakespeare, a genius, to come up with "He dies." And yet every time I read those two words, I find myself overwhelmed with dysphoria.
    And I know it's only natural to be sad, but not because of the words "He dies." but because of the life we saw prior to the words.saya mengulang adegan ini sampai 20 kali...hehe

    ReplyDelete

Kunjungi juga blog ku yang lain ya:
Mommy Mayonnaise
Mirror On The Wall
~Serendipity

Komentar SPAM dan pengiklan liar pasti akan di-reject!
Maaf, aku tidak menyediakan link download apapun. Mungkin bisa dicari sendiri di google atau di blog film yang menyediakannya :)

Salam

Related Posts with Thumbnails

  © Mirror On The Wall by Simply Fabulous Blogger Templates

Back to TOP