Wednesday, August 26, 2009

Prom Night


Donna Keppel (diperankan oleh Brittany Snow) adalah seorang remaja kelas akhir yang akan tamat. Sekolahnya mengadakan prom night yang cukup mewah di sebuah hotel terkenal, dimana seluruh peserta pesta direncanakan akan menginap. Ia sudah mempersiapkan diri dengan berdandan secantiknya, menggunakan salah satu gaun milik almarhumah ibunya yang sudah meninggal.

Kedua sahabat akrabnya, Lisa (diperankan oleh Dana Davis) dan Claire (diperankan oleh Jessica Stroup) beserta pacar-pacar mereka, menjemputnya dengan sebuah mobil limousine. Pacarnya, Bobby (diperankan oleh Scott Porter) juga ikut menjemputnya. Pamannya, Jack Turner (diperankan oleh Linden Ashby) sempat mengambil foto mereka ber-enam di depan mobil.

Dan bibinya, Karen (diperankan oleh Jessalyn Gilsig) mengingatkan agar Donna berhati-hati.

Mereka sampai di hotel dan bergabung bersama teman-teman mereka yang lain. Donna tidak menyadari kalau ada seorang pria berpakaian gelap dan bertopi yang mengamatinya dari jauh. Pria ini kemudian menyewa kamar di hotel itu juga. Setelah menerima kunci, dia segera menuju ke kamarnya. Di lorong, pria ini bertemu dengan seorang pelayan house-keeping hotel. Ia berhasil membunuhnya dan mengambil master key yang bisa membuka semua kamar di hotel dari pelayan itu.

Sementara itu, dia ballroom hotel, pesta sedang meriah-meriahnya. Tapi Claire dan pacarnya Michael (diperankan oleh Kelly Blatz) bertengkar, sehingga Clare memutuskan untuk beristirahat sebentar di kamar. Dia tidak menyadari kalau pria bertopi tadi sudah berada di dalam. Dan dia berhasil membunuh Claire ketika tanpa sengaja wanita itu memergokinya.

Michael kemudian menyusul Claire ke kamar. Dia berpikir kalau pacarnya itu begitu marah, sehingga tidak mau lagi bergabung di ballroom, jadi dia berniat membujuk Claire dan menyelesaikan masalah mereka. Tapi tida tidak berhasil menemukan Claire, meskipun dia memanggil-manggilnya berulang kali. Ketika sedang mencari kesana-kemari, pria bertopi itu pun membunuhnya juga.

Sementara itu, di kantor polisi, Detektif Winn (diperankan oleh Idris Elba) mendapat fax yang memberitahukan kalau seorang penjahat psikopat bernama Richard Fenton (diperankan oleh Jonathan Schaech) telah berhasil kabur. Winn sangat resah karena Fenton adalah penjahat yang telah membunuh orang tua dan saudara Donna tiga tahun lalu. Dan kalau ia berhasil kabur, Winn yakin Fenton akan kembali memburu Donna.

Fenton ternyata adalah bekas guru Donna yang jatuh cinta padanya. Orang tua Donna bahkan sampai membuat pengaduan ke polisi dan meminta agar Fenton dijauhkan dari putri mereka. Hal ini ternyata membuat pria itu sangat marah. Dia lalu mendatangi rumah Donna untuk mencarinya. Karena ibunya tidak mau memberitahukan keberadaan Donna, Fenton membunuh mereka sekeluarga.

Donna pulang tepat ketika Fenton akan membunuh ibunya. Begitu melihat ayah dan adiknya tewas, ia langsung menyadari kalau ada yang tidak beres. Ia lalu bersembunyi di bawah tempat tidur. Pada saat itulah ibunya terjatuh di lantai dan melihat Donna sedang bersembunyi.

Ibunya berkeras mengatakan pada Fenton kalau Donna sedang menginap di rumah temannya hari itu dan tidak akan pulang ke rumah. Akibatnya, pria itu menikamnya berkali-kali hingga tewas. Dan Donna menyaksikan kejadian ini dari bawah tempat tidur.
Sejak saat itu ia harus mengunjungi psikiater untuk mengobati rasa traumanya. Tapi dia masih selalu terbayang-bayang peristiwa mengerikan itu.

Untuk mengantisipasi kalau Fenton berhasil mendapatkan Donna, Winn lalu mendatangi hotel tempat prom night itu dilaksanakan. Melihat kehadiran polisi, petugas hotel langsung bersiap-siap, meskipun mereka belum mengetahui apa yang terjadi. Tapi mereka ingin hotel itu tetap beres dan tidak ada kesalahan. Ia kemudian menyadari kalau petugas house-keeping sudah terlalu lama tidak kembali. Ia lalu mengirim seorang bawahannya untuk mencarinya. Dan seperti yang sudah bisa ditebak, dia juga tewas di tangan Fenton.

Winn curiga kalau penjahat itu sudah berada di dalam hotel, dan ia berusaha menyelidiki seorang pria yang baru saja masuk. Ketika mereka mendatangi kamarnya, mereka melihat mayat si petugas hotel tadi dan langsung mengambil inisiatif untuk membubarkan acara. Alarm peringatan pun dibunyikan dan setiap orang diminta untuk segera meninggalkan hotel. Meskipun kebingungan, semua peserta prom night akhirnya berbaris keluar satu persatu.

Donna yang kebingungan, (dengan anehnya) tetap memaksa untuk kembali ke kamarnya (hanya) untuk mengambil syal milik ibunya. Sebelum itu, Lisa dan pacarnya yang sudah turun dengan lift berpapasan dengan Fenton. Meskipun ia menutupi wajahnya dengan topi, Lisa masih tetap bisa mengenalinya. Ia kemudian berlari meninggalkan Ronnie untuk memperingatkan Donna. Dan (tentu saja) Ronnie tidak bisa menyusulnya dalam keadaan panik orang-orang berusaha meninggalkan hotel.

Dan (malangnya) Fenton berhasil menemukan Lisa dan membunuhnya juga di tangga darurat. Jadi, tidak ada yang sempat memberitahukan keberadaan Fenton di hotel itu kepada Donna. Akibatnya tentu saja sudah bisa ditebak. Penjahat itu sudah berada di kamar, ketika Donna masuk untuk mengambil syalnya. Dia tidak berusaha membunuh Donna, hanya saja kegilaannya itu membuat Donna khawatir dan berusaha menyelamatkan diri.

Untungnya Winn langsung muncul dan menyelamatkan Donna, sementara Fenton berhasil melarikan diri. Donna lalu diantar pulang ke rumah paman dan bibinya. Bobby memilih untuk menemani Donna malam itu. Sementara salah satu anggota polisi berjaga-jaga di dalam mobil di depan rumah Donna. Tapi anehnya (dan ciri khas Hollywood sekali), si polisi kalah cerdik dari penjahatnya. Fenton berhasil membunuh si polisi dan menyusup masuk ke rumah.

Ketika Donna sedang berada di kamar mandi, Fenton berhasil membunuh Bobby yang sedang tertidur dan menyekap Donna di dalam lemari bersamanya, untuk menghindari Winn yang berhasil masuk dan menyusulnya ke rumah. Tapi Donna memberontak dan menendang kesana-kemari, hingga akhirnya mereka berdua keluar dari dalam lemari.

Fenton sudah berniat untuk menikam Donna dengan pisaunya, ketika (akhirnya..) Winn muncul dan menembak penjahat itu hingga tewas. Dan akhirnya, tidak terlalu menarik. Ditunjukkan kalau Winn memeluk Donna yang ketakutan sambil mengatakan kalau semuanya sudah beres. Khas Hollywood. Film ini remake dari film horor Kanada tahun 1980an dengan judul yang sama. Menurutku film ini biasa saja, kalau tidak bisa dibilang membosankan...

Sunday, August 23, 2009

Ratatouille


Wiiihhh..lagi keranjingan animasi nih. Biasanya nggak terlalu tertarik, tapi karena nggak sengaja melihat film ini tayang di Disney, aku jadi tertarik untuk menuliskannya disini. Kisah tentang tikus yang sangat pintar memasak yang akhirnya menjalin persahabatan dengan seorang manusia yang sama sekali tidak berbakat memasak. Mereka berdua saling mendukung satu sama lain. Karena tidak ada yang akan mau makan masakan dari seekor tikus, bagaimanapun enaknya, si tikus bekerja sama dengan manusia.

Remy (diperankan oleh Patton Oswalt) adalah seekor tikus muda yang tinggal di atap sebuah rumah kayu milik seorang nenek di Paris. Ia tinggal bersama ayahnya, Django (diperankan oleh Brian Dennehy) dan saudaranya Emile (diperankan oleh Peter Sohn) serta puluhan saudara-saudaranya yang lain.

Nenek pemilik rumah itu sangat menyukai acara masak-memasak di televisi yang dibawakan oleh seorang chef restoran terkenal, Auguste Gusteau (diperankan oleh Brad Garret). Remy sangat menyukai Gusteau dan selalu mengikuti acaranya di televisi. Dan dia menjadi sangat menyukai makananan resmi ala manusia dan menolak memakan sampah seperti layaknya tikus. Dia juga memiliki bakat untuk mengetahui kelezatan suatu masakan hanya berdasarkan penciumannya saja. Dalam hatinya, dia sangat ingin menjadi seorang chef yang berhasil seperti halnya Gusteau.

Namun Remy akhirnya mengetahui kalau chef Gusteau akhirnya meninggal dan acaranya di televisi tidak bisa dilanjutkan lagi. Acara itu ditutup dengan mottonya yang sangat terkenal: ”Semua orang bisa memasak.” dan Remy sangat terpengaruh dengan motto ini dan meyakinkan dirinya kalau ia bisa memasak.

Namun karena sebuah kesalahan ketika ia memasuki lemari si nenek untuk mencari bumbu masakan, sarang tempat tinggal mereka roboh dan si nenek berhasil mengusir Remy dan keluarganya keluar. Mereka melarikan diri ke saluran got dan ia terpisah dari saudara-saudaranya karena berusaha menyelamatkan sebuah buku masak yang ditulis oleh Gusteau.

Dalam perjalanan, ia bertemu dengan hantu chef itu yang membantunya membangkitkan semangat kalau ia juga bisa memasak kalau ia mau mencobanya. Remy yang bersemangat akhirnya memanjat ke permukaan tanah dan menemukan Restoran Gusteau di permukaannya.

Ketika mengintip ke dapur restoran itu, ia melihat Alfredo Linguini (diperankan oleh Lou Romano), seorang petugas bersih-bersih baru di restoran itu sedang memasukkan bumbu secara acak ke dalam adonan sup di panci. Remy sangat kesal melihat hal itu. Ketika secara tidak sengaja ia jatuh ke meja dapur, ia bukannya melarikan diri, malahan berusaha meracik bumbu lain untuk memberikan rasa dan aroma yang sedap pada adonan sup itu. Ketika itulah Alfredo melihatnya.

Skinner (diperankan oleh Ian Holm) adalah pengelola restoran yang baru setelah Gusteau meninggal. Ia seorang koki yang sombong dan berniat untuk menggunakan nama besar Gusteau untuk membuat sebuah jenis makanan baru versi siap saji, meskipun ia tahu kalau hal itu sangat bertentangan dengan prinsip si koki akan fine dining. Ia sangat marah begitu mengetahui Alfredo telah lancang memasukkan bumbu ke sup buatannya tanpa diminta. Sementara pesanan itu sudah harus segera diantar ke pelanggan. Tanpa diduga, pelanggan itu menyukai rasa supnya.

Skinner menduga kalau hal itu adalah kebetulan belaka karena ia tidak yakin kalau Alfredo bisa memasak. Ketika dia berusaha mendesak nya untuk memberitahukan bumbu apa saja yang sudah dimasukkannya ke adonan itu, ia melihat kehadiran Remy. Skinner sangat marah, karena tahu kalau petugas kesehatan melihat kehadiran tikus di dapurnya, restoran mereka akan ditutup paksa dengan alasan kesehatan. Maka ia menugaskan Alfredo untuk membuang tikus itu ke sungai.

Alfredo tahu kalau Remy bukan tikus biasa, karena ia melihatnya meracik bumbu yang dimasukkan ke sup enak itu tadi. Dia lalu mengajak tikus itu bekerja sama karena keahlian memasaknya tidak akan berguna tanpa bantuan manusia. Remy pun setuju. Maka mereka berdua tinggal di flat Alfredo yang sempit.

Remy menemukan cara untuk bisa menggerakkan tubuh dan tangan Alfredo dengan menarik rambutnya, seperti sedang mengarahkan kekang kuda. Maka ia pun bersembunyi di balik topi koki tinggi Alfredo dan menggerakkan tubuh dan tangannya sesuai keinginannya. Berdua mereka berhasil menyajikan masakan-masakan enak. Seorang koki wanita bernama Collete (diperankan oleh Janeane Garofalo) membantunya karena dia merasa kalau pria canggung itu memang memiliki bakat sebagai seorang koki, tanpa menyadari kalau Remy lah yang sebenarnya memiliki bakat koki.

Tanpa sengaja, Skinner menyadari kalau ternyata Alfredo adalah anak haram Gusteau. Gusteau sendiri bahkan tidak tahu kalau ia memiliki anak. Hal itu menjadikan Alfredo sebagai ahli waris sah dari restoran itu dan menghancurkan impian Skinner.

Alfredo mengajak serta Collete untuk membina restoran itu. Mereka direncanakan untuk menjamu Anton Ego (diperankan oleh Peter O’Toole), seorang kritikus restoran yang sangat terkenal. Hasil ulasan Ego akan diterbitkan di surat kabar dan nasib restoran yang sedang diulasnya itu akan sangat tergantung pada baik atau buruknya ulasannya. Banyak restoran yang gulung tikar karena dia menuliskan kritikan yang sangat buruk. Tapi bagi restoran yang berhasil membuatnya kagum, ia akan memberikan pujian pada hasil ulasannya. Dan restoran itu akan menjadi sangat terkenal dan dibanjiri pengunjung. Demikianlah besarnya kekuatan pena Ego.

Namun pada saat-saat genting itu, Alfredo bertengkar dengan Remy sehingga ia memutuskan untuk tidak membantunya mempersiapkan hidangan untuk Ego si kritikus restoran. Dan untuk membalas dendam, Remy mengajak seluruh anggota keluarganya untuk menghabiskan stok makanan di gudang restoran. Ketika Alfredo mengetahui hal ini, ia menjadi sangat marah dan mengusir si tikus beserta rombongannya.

Ketika sedang bersedih itulah Skinner mengambil kesempatan dengan menangkap Remy. Ia berniat menggunakan kemampuan tikus itu untuk keuntungannya sendiri. Untunglah Django dan Emile berhasil mengeluarkannya dari perangkap itu. Remy sangat sedih karena bertengkar dengan sahabatnya, Alfredo.

Akhirnya, tanpa memperdulikan keselamatan dirinya, dengan gagah berani dia memunculkan diri di dapur dan menawarkan perdamaian kepada pria. Saat itu mereka semua sedang bingung, karena pengunjung sudah ramai dan Anton Ego sudah duduk manis di mejanya dan mengintimdasi pelayan agar segera menyajikan makanan yang terbaik untuknya. Dia tidak meminta menu tertentu. Hanya makanan yang terbaik.

Alfredo yang memang tidak memiliki bakat memasak menjadi sangat kalang kabut karena ketiadaan si tikus koki. Maka ketika ia itu muncul dan hampir saja menjadi korban pemukulan seluruh staf koki, ia menyelamatkannya dengan dengan terbuka mengatakan kalau Remy lah yang selama ini menjadi koki yang menyediakan hidangan-hidangan enak itu. Sementara dia sendiri sama sekali tidak memiliki bakat memasak. Dia meminta kesediaan para koki itu untuk bekerja sama dengan si tikus untuk membuatkan hidangan.

Tapi para koki sangat marah sehingga mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan Alfredo dalam kebingungan, termasuk juga Collete. Alfredo menyadari kalau hidupnya sudah hancur. Ada puluhan pelanggan yang sedang menunggu di restoran, termasuk si kritikus kejam, Ego. Dan dia hanya seorang diri, tanpa ada yang membantunya menyiapkan hidangan. Ia lalu membuang topinya dan memilih mengurung diri di dalam kantornya, sambil menunggu nasib buruk datang menjemputnya.

Django sangat terharu melihat keberanian Alfredo yang menyatakan anaknya sebagai koki yang berbakat. Dan ia juga kagum melihat keberanian Remy untuk mewujudkan cita-citanya. Maka ia kemudian mengarahkan seluruh anggota tikus bawahannya untuk membantu Remy menyiapkan hidangan di dapur restoran. Seluruh tikus got itu kemudian bekerja sama untuk memasak hidangan dalam jumlah besar.

Alfredo yang melihat hal ini jadi kembali bersemangat. Dia mengambil tugas menjadi pelayang restoran dan mengenakan sepatu roda agar bisa bergerak cepat mengantarkan makanan ke semua meja. Pada saat itulah Collete kembali karena berubah pikiran. Dia sangat terkejut melihat puluhan tikus got memanjat meja dapur untuk memasak dan ia sangat mual karena jijik.

Tapi Alfredo memperkenalkannya dengan Remy. Akhirnya Collete melihat kemampuan si tikus memasak dan menyajikannya dengan sangat menarik, ia pun bersedia bekerja sama.

Remy memutuskan untuk menghidangkan Ratatouille sebagai hidangan utama untuk si kritikus, Ego. Itu adalah keputusan yang sangat berani. Karena Ratatouille adalah resep yang sangat sederhana, yang terdiri dari terong, tomat, bawang, paprika, zucchini, dan bumbu-bumbu sederhana, termasuk bawang putih. Dan seluruhnya disiram dengan minyak zaitun. Masakan ini sangat sederhana, sehingga tidak membutuhkan seorang koki yang hebat untuk bisa memasaknya.

Tanpa diduga, Ego sangat menyukai rasa Ratatouille buatan Remy. Ia teringat pada masakan ibunya ketika masih kecil dulu dan ia memberikan pujian yang sangat tinggi untuk masakan itu. Bahkan Skinner yang secara sembunyi-sembunyi juga memasan makanan yang sama, juga sangat menyukainya. Ego kemudian memaksa, bahwa ia ingin bertemu dengan si koki. Tapi Alfredo dan Collete menyatakan, kalau ia hanya bisa bertemu dengan si koki setelah pengunjung terakhir meninggalkan restoran dan ia setuju.

Ego sangat terkejut ketika mengetahui kalau ternyata hidangan yang sangat lezat itu dimasak oleh seekor tikus got dan ia tidak mempercayainya. Tapi ketika dia melihat Remy mampu mengulangi kembali proses itu dan tetap menghasilkan hidangan yang sama lezatnya, ia meninggalkan restoran itu tanpa berkata apapun. Alfredo dan kawan-kawannya sudah pasrah kalau Ego akhirnya akan memberikan kritikan yang sangat buruk tentang restoran itu.

Tapi ternyata, ia menuliskan ulasan yang sangat baik tentang hidangan di Restoran Gusteau yang dimasak oleh seekor koki tikus yang sangat berbakat. Alfredo, Collete dan seluruh kelompok tikus sangat bergembira, meskipun mereka tetap harus merelakan restoran itu ditutup oleh pemerintah dengan alasan kesehatan. Restoran yang dapurnya dipenuhi tikus sudah pasti bukanlah restoran yang layak.

Tapi Anton Ego ternyata memiliki rencana lain. Ia menyumbangkan hartanya untuk membangun sebuah bistro kecil yang dikelola oleh Alfredo bersama Collete dengan Remy sebagai chef-nya. Bistro itu diberi nama Ratatouille dan tikus sebagai ikonnya. Restoran itu unik karena di bagian atasnya disediakan juga restoran mini untuk tikus. Disanalah Django dan kelompoknya duduk sambil menikmati makanan. Dapur restoran dirancang khusus agar bisa dilalu dengan nyaman oleh Remy. Dan Anton Ego, si kritikus yang sudah kehilangan kredibilitasnya sebagai seorang kritikus restoran karena telah merekomendasikan restoran yang penuh tikus, sebagai pelanggan tetapnya.

Tuesday, August 18, 2009

Horton Hears A Who


Film animasi lucu yang sangat menghibur. Jim Carrey bermain bagus, seperti biasanya, untuk urusan film komedi seperti ini. Tokoh Horton yang adalah seekor gajah digambarkan begitu jenaka dan tulus.

Horton (diperankan oleh Jim Carrey) adalah seekor gajah baik hati dan suka berteman yang tinggal di hutan Noon bersama sahabat nya yang penakut, Morton (diperankan oleh Seth Rogen).

Suatu hari, tanpa sengaja Horton mendengar sebuah suara yang berasal dari titik sebesar debu. Ia meyakinkan kalau telinganya yang besar itulah yang telah memberikannya kelebihan dalam pendengaran. Dan ia yakin kalau titik debu itu adalah mahluk hidup dan ia bisa mendengar suaranya. Kemudian ia memindahkannya ke sebatang bunga dan membawanya kemana-mana. Dia juga sering mengajak titik debu yang ada di bunga itu berbicara.

Dan Horton tidak sepenuhnya salah. Karena titik debu itu ternyata adalah Who Ville, tempat tinggal mahluk-mahluk yang berukuran lebih kecil daripada debu. Tapi mahluk-mahluk kecil itu berinteraksi layaknya mahluk hidup biasa, bahkan memiliki seorang wali kota yang bernama Ned McDodd (diperankan oleh Steve Carrel).

Ia tinggal disana bersama istrinya, Sally (diperankan oleh Amy Poehler) dan 96 orang anak perempuan serta seorang anak laki-laki bernama Jojo (diperankan oleh Jesse McCartney).

Warga Who Ville selalu berada dalam kekhawatiran, karena mereka tinggal di sebuah debu yang ringan dan gampang tertiup angin. Mereka ingin tinggal di sebuah tempat yang tidak terlalu berangin tapi tidak tahu bagaimana caranya. Ketika menyadari bahwa seekor gajah raksasa bisa mendengar suaranya, Ned langsung merasa kalau warga Who Ville masih memiliki harapan.

Ned akhirnya menemukan cara untuk bisa berkomunikasi dengan Horton, yaitu dengan sebuah terompet raksasa yang gaungnya bisa didengar jelas oleh Horton. Ned kemudian menceritakan keresahan yang sedang dialami oleh warganya. Dia meminta bantuan Horton untuk memindahkan Who Ville ke tempat yang lebih aman dan Horton setuju. Dia mengusulkan untuk membawa warga Who Ville ke puncak gunung Noon yang lebih aman.

Horton senang sekali karena ternyata dugannya tentang keberadaan mahluk-mahluk mini itu memang benar. Dengan gembira ia menceritakan hal ini kepada teman-temannya, tapi tidak ada yang percaya. Tapi mereka membiarkan saja tingkah laku Horton yang aneh itu tanpa ambil pusing.

Tapi Kangguru (diperankan oleh Carol Burnett) memiliki pandangan yang berbeda. Ia menganggap kegilaan Horton yang berbicara dengan setitik debu yang menempel pada sebuah bunga akan berakibat buruk bagi psikologis anaknya yang masih kecil. Dia tidak ingin anaknya jadi ikut-ikutan mempercayai kebohongan Horton bahwa ada mahluk hidup super mini yang tinggal di sebuah bunga. Ia lalu menghasut seluruh warga hutan untuk menghancurkan kelopak bunga yang selalu dibawa Horton kemana-mana itu.

Horton yang tidak mengetahui rencana jahat Kangguru, melenggang dengan tenangnya menuju ke puncak gunung Noon. Perjalanan itu membutuhkan waktu yang agak lama karena harus melintasi hutan luas. Dan ia sudah cukup jauh berjalan, ketika tanpa sengaja, seekor burung unta melihat keberadaannya dan segera melapor pada Kangguru.

Kangguru kemudian membujuk Vlad (diperankan oleh Will Arnett) seekor burung nasar untuk menghalangi Horton. Vlad berhasil merampas kelopak bunga itu dari belalai Horton, bagaimana pun kerasnya usahanya untuk melawan. Dan dengan licik, Vlad menjatuhkan kelopak bunga itu ke ”lautan kelopak bunga yang sama” yang terdapat di dasar lembah. Dengan maksud agar Horton tidak akan pernah bisa menemukannya lagi. Ia pun terbang dan meninggalkan Horton dalam kesedihan.

Tapi Horton adalah seekor gajah yang pantang menyerah. Dengan tekun ia menjelajahi lautan bunga itu sambil memanggil-manggil Ned. Ia sudah hampir menyerah, ketika gagal menemukan bunga tempat Who Ville berada meskipun sudah merusak sebagian besar dari lautan bunga yang luas itu. Ketika akhirnya dia bisa mendengar suara Ned yang samar-samar dan berhasil menemukan kelopak bunga yang tepat.

Warga Who Ville sendiri sebenarnya sudah mulai menganggap walikota mereka gila karena mengatakan bahwa ada seekor gajah raksasa yang saat ini sedang membawa mereka dalam kelopak bunga, dan akan memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman. Bahkan beberapa orang saingan politiknya sudah mulai berencana untuk menyingkirkannya dari kursi wali kota. Beberapa kali Ned berusaha berkomunikasi dengan Horton dari terompet raksasanya, tapi selalu saja suasananya kurang tepat.

Kangguru yang akhirnya mengetahui kalau ternyata Horton berhasil menemukan kembali kelopak bunga yang menjadi akar masalah itu menjadi sangat marah. Ia menganggap Vlad gagal dan berniat mengatur sendiri rencana untuk menjatuhkan Horton.

Ia lalu mengumpulkan seluruh warga hutan, khususnya yang memiliki anak. Ia kemudian menghasut mereka dengan mengatakan bahwa perilaku gila Horton akan membuat anak-anak mereka juga ikut menjadi gila dan percaya dengan kebohongannya. Mana mungkin ada mahluk hidup yang berukuran lebih kecil dan debu dan bisa berbicara kepada mereka. Itu semua bohong. Horton harus dihentikan. Dan bunga yang menjadi masalah itu harus segera dihancurkan.

Warga hutan pun akhirnya bergabung dan mulai memburu Horton. Termasuk gorilla, burung, kelinci, monyet dan lain-lain. Hanya Morton yang tidak ikut terpengaruh. Ia malah berusaha mengejar Horton untuk memperingatkannya, tapi ukuran tubuhnya yang kecil membuatnya terlambat. Akhirnya Horton pun tertangkap.

Kangguru kemudian memaksanya untuk mengaku kalau mahluk super mini yang selama ini diceritakannya adalah kebohongan belaka dan bahwa Horton harus segera menghancurkan bunga itu. Kalau ia menolak, maka ia harus berhadapan dengan seluruh penghuni hutan yang sedang marah besar. Horton tetap berkeras mengatakan bahwa memang ada mahluk hidup berukuran mini yang tinggal di bunga itu. Mereka tidak boleh menghancurkannya, karena seluruh penduduk Who Ville juga akan tewas.

Sambil berusaha mempertahankan diri, Horton menyuruh Ned melakukan sesuatu agar warga hutan bisa mendengar suara mereka. Karena kalau tidak, ia tidak bisa mempertahankan diri lebih jauh lagi. Ned yang ketakutan segera meminta seluruh warga Who Ville membuat keributan. Warga yang sudah mendengar suara Horton jadi bertambah takut, dan dengan semangat memukul apa saja yang bisa mereka temukan dan membuat keributan. Tapi ternyata suara mereka belum cukup keras.

Disinilah peran Jojo mendapat perhatian penting. Kesal karena keributan mereka masih tetap belum bisa didengar oleh para raksasa di luar sana, ia lari ke puncak gedung yang paling tinggi sambil membawa terompet raksasa ayahnya. Kemudian ia berteriak: ”Yoooooo” ke arah langit. Tanpa diduga, gelombang suara Jojo lah yang akhirnya membuat selubung yang menahan suara keributan warga Who Ville jadi terbuka dan akhirnya terdengar oleh anak Kangguru yang kebetulan berada dalam posisi yang paling dekat.

Ia kemudian menyambar bunga yang sudah meluncur jatuh dari telapak tangan ibunya, menuju ke panci berisi air mendidih dan warga Who Ville pun selamat. Seluruh warga hutan memandang kejadian itu dengan takjub. Dan mereka berbalik dari membenci Horton menjadi penasaran dan kagum akan keberadaan Who Ville dan warga Who yang berukuran super mini. Mereka lalu mengerubuni Horton dan melupakan keberadaan Kangguru.

Kangguru yang merasa sedih karena diabaikan berdiri menyendiri. Tapi Horton melihatnya dan membawakan sebuah biskuit kepadanya sebagai penawaran damai. Dengan malu-malu Kangguru menerimanya dan menawarkan payung berukuran kecil untuk menaungi bunga yang ditinggal warga Who Ville. Dan beramai-ramai mereka mengantar kan kelopak bunga itu ke puncak gunung Noon.

Film yang bagus...sangat bagus... Masih belum percaya? Tonton saja sendiri....

Tuesday, August 11, 2009

Shutter


Sebenarnya aku sudah nonton versi Thailand dari film horror yang satu ini. Tapi sudah lumayan lama, waktu masih pacaran dulu. Hehehe.. Sekarang, muncul yang versi Hollywoodnya. Aku jadi penasaran apa film karya Barat ini bisa menyamai ke-horor-an yang versi aslinya? Halllaaahhh….. ternyata jauuuhhhh… Dari karakter hantunya saja sudah kalah seram dengan yang hantu Thailand, apalagi jalan ceritanya.

Ini nih gambar hantu yang versi Hollywood

Nah, yang ini baru hantu versi Thailand


Benjamin Shaw (diperankan oleh Joshua Jackson)adalah seorang fotografer professional asal New York yang bekerja di Tokyo, bersama dengan dua orang rekannya Bruno (diperankan oleh David Denmann) dan Adam (diperankan oleh John Hensley). Pekerjaannya sudah cukup mapan, sehingga ia berniat mengajak serta istrinya Jane Shaw (diperankan oleh Rachael Taylor) untuk tinggal di Tokyo bersamanya. Jane pun setuju dan datang ke Jepang.

Sesampainya di tempat suaminya bekerja, ia bertemu dengan Seiko Nakamura (diperankan oleh Maya Hazen) yang melihat foto-foto yang diambil Jane dalam perjalanan. Seiko melihat kilasan-kilasan cahaya putih dalam hasil fotonya dan menyimpulkan kalau foto-foto yang diambil Jane secara tidak sengaja itu adalah foto-foto berhantu. Seiko juga menyempatkan diri untuk mengajak Jane bertemu dengan mantan kekasihnya, Ritsuo (diperankan oleh James Kyson Lee) yang bekerja di sebuah majalah misteri. Dan hanya sampai disinilah peran Seiko dan Ritsuo dalam film ini. Agak maksa, sebenarnya. Karena tanpa kehadiran merekapun jalan ceritanya tidak terganggu.

Setelah diperkenalkan sekilas tentang fenomena hantu ini, Jane mulai merasa sering dibayang-bayangi sosok hantu perempuan berambut sebahu dan berwajah sangat pucat. Sosok hantu ini bahkan muncul di tempat keramaian. Jane pun mulai mencari tahu, siapa dan kenapa hantu itu mengikutinya. Sementara itu Ben sepertinya mengalami gangguan leher. Lehernya sering terasa pegal dan membuatnya ingin membungkuk. Ketika diperiksa ke dokter, ternyata tidak ada keanehan apapun pada lehernya, meskipun tulang lehernya terlihat agak lengkung.

Ketika Jane bertanya kepada Ben tentang kemungkinan hantu itu adalah seseorang yang dikenalnya, ia membantah dan berkata kalau ia tidak pernah melihat hantu apapun. Jane pun merasa semakin tidak mengerti. Karena ia yakin kalau hantu yang dilihatnya itu adalah seorang wanita Jepang muda, yang pasti tidak dikenalnya. Karena ia baru berada selama dua hari saja disana.

Ketika melihat-lihat foto-foto yang diambil oleh Ben di depan sebuah gedung, ia mengamati kalau ternyata di foto-foto itu juga terdapat kilasan-kilasan cahaya seperti yang pernah dilihatnya. Kemudian ia pergi ke tempat pengambilan foto itu untuk menyelidiki apa hubungan antara gedung itu dengan hantu yang muncul di foto.

Benar saja, di dalam gedung ternyata ia menemukan sebuah foto yang dibingkai dengan wajah hantu perempuan yang selalu mengikutinya itu. Dan ia melihat nama suaminya tertulis di balik foto sebagai nama fotografernya. Jadi, Ben telah berbohong dengan mengatakan kalau ia tidak mengenal hantu itu. Karena ia telah mengambil fotonya.

Jane kemudian menanyakan kembali kepada Ben siapa hantu wanita itu. Akhirnya ia mengaku, kalau hantu itu adalah seorang wanita bernama Megumi Tanaka (diperankan oleh Megumi Okina) yang dulunya adalah pegawai di kantor yang didatangi Jane tadi. Bahwa ia memang pernah memotret pegawai-pegawai kantor itu dan disanalah ia berkenalan dengan Megumi dan berpacaran. Ia tidak menceritakan kejadian yang sesungguhnya kepada Jane dengan alasan bahwa hubungannya dengan Megumi tidak serius, jadi tidak terlalu penting untuk diceritakan.

Ben berkata kalau Megumi mulai berubah semakin obsesif dan selalu menguntitnya kemana-mana, bahkan ketika dia sedang bekerja. Sehingga ia mulai merasa tidak nyaman. Hubungan mereka adalah hubungan yang tanpa status, tapi Megumi menginginkan yang lebih. Dan karena Ben selalu menghindarinya, Megumi memutuskan untuk bunuh diri. Karena itu pulalah Ben merasa yakin kalau Megumi sebenarnya sedang mengincar Jane karena cemburu. Dan ia mengajak istrinya untuk pulang saja ke New York, agar mereka bebas dari gangguan Megumi dan Jane pun setuju.

Ketika mereka bersiap-siap untuk pulang, ternyata teman-teman Ben yang dua lagi, Bruno dan Adam satu persatu meninggal. Bruno meninggal ketika kamera yang sedang dipergunakannya untuk memotret pecah dan menghancurkan setengah kepalanya. Sementara Adam meninggal dengan cara melompat dari gedung tinggi. Ben dan Jane semakin ketakutan dan memutuskan untuk mempercepat jadwal kepulangan mereka ke negerinya.

Tapi rencana itu batal, ketika Jane melihat foto pernikahan mereka yang dikirimkan oleh seorang temannya dari New York dan ia melihat hantu Megumi muncul di belakang mereka dalam foto itu. Ia menyadari kalau sekalipun mereka pindah ke New York, Megumi tetap akan bisa mengikuti mereka. Mereka memang harus menyelesaikan masalah ini.

Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari rumah Megumi di kampung halamannya. Disana mereka bertemu dengan ibu Megumi, yang anehnya berkata kalau Megumi memang ada di rumah tapi sedang tidak enak badan. Ben heran karena setahunya Megumi sudah meninggal karena bunuh diri. Dan ketika menyelediki lebih lanjut, ternyata ibu Megumi agak mengalami gangguan jiwa. Karena yang berada di kamar itu adalah tengkorak Megumi yang sudah mulai hancur karena tidak dikremasi. Mereka menduga kalau inilah yang membuat arwah Megumi tidak tenang selama ini. Setelah ia dikremasi dengan layak, barulah mereka berdua akan tenang. Benarkah?

Ternyata tidak. Dikremasi atau tidak, Megumi masih belum mau melepaskan mereka berdua. Keesokan harinya, setelah bangun pagi, Jane menemukan beberapa foto yang diambil pada malam setelah Megumi dikremasi. Setelah mengamat-amati foto itu, Jane melihat kalau hantu Megumi seperti sedang berusaha masuk ke balik dinding tempat foto Jane dalam ukuran besar tergantung. Ternyata dinding itu adalah pintu ke sebuah kamar tersembunyi yang belum pernah dilihat Jane sebelumnya.

Di dalam kamar itu ia menemukan sebuah koper yang di dalamnya terdapat sebuah kamera yang merupakan pemberian Megumi dulu kepada suaminya. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat foto-foto dalam kamera itu. Ia melihat Megumi sedang berada dalam pelukan Bruno dan Adam dengan wajah memelas dan ketakutan, memandang ke arah kamera. Jane langsung mengetahui kalau ada yang tidak beres dengan kematian Megumi

Ketika Ben pulang, ia memaksa agar suaminya itu menceritakan kejadian sebenarnya kepadanya, tentang apa yang telah menimpa Megumi. Dan Ben pun mengaku kalau sebenarnya ia bersama Adam dan Jane telah melakukan hal yang sangat buruk kepada Megumi.

Karena Ben sudah tidak tahan lagi selalu dikuntit oleh Megumi, ia meminta bantuan Bruno dan Adam untuk mencari jalan keluar. Mereka mengusulkan agar ia menjebak Megumi dan mengambil fotonya dalam keadaan telanjang. Dengan begitu, ia bisa menggunakan foto itu sebagai alat untuk mengancam Megumi agar ia tidak mengikuti Ben lagi.

Tapi ternyata Bruno dan Adam bertindak terlalu jauh. Tak hanya memotret, mereka juga memperkosa Megumi. Dan Ben pura-pura tidak mendengar ketika Megumi menangis meminta tolong, tapi ia tetap memotretnya meskipun tidak ikut memperkosa. Karena malu, Megumi pun memutuskan untuk bunuh diri.

Jane sangat terpukul mendengar pengakuan suaminya. Ia akhirnya mengerti bagaimana kebencian dan dendamlah yang telah membuat hantu Megumi membunuh Bruno dan Adam. Tapi ia tidak membunuh Ben karena selain ia tidak ikut memperkosa, tapi karena Megumi juga sangat mencintainya dan tidak akan melepasnya sampai kapanpun. Jane merasa kalau selama ini hantu Megumi bermaksud memperingatkannya akan kekejaman suaminya itu, bukan untuk menakut-nakutinya. Karena sangat marah, Jane pun memutuskan untuk berpisah dengan Ben dan pergi dari rumah itu.

Ketika Ben berusaha mengejarnya, pintu tiba-tiba terkunci sehingga ia tidak bisa keluar. Ben sangat marah dan frustrasi karena Jane pergi meninggalkannya berdua bersama hantu Megumi yang penuh dendam itu. Dengan putus asa ia berteriak memaki-maki Megumi sambil memotret seluruh ruangan untuk mencari bayangan Megumi tapi ia tidak menemukannya dimana-mana. Karena marahnya, ia melemparkan kamera itu hingga hancur ke lantai. Tapi tiba-tiba saja, kamera itu memotret ke arahnya dan mengeluarkan gambar polaroidnya.

Betapa terkejutnya Ben karena dalam foto itu, ia melihat hantu Megumi sedang duduk di atas pundaknya. Dia pun menyadari apa yang membuat pundaknya terasa pegal selama ini. Dan mengapa perawat di tempat praktek dokter terkejut melihat berat badannya lebih dari 100 kg ketika ditimbang sebelum diperiksa oleh dokter.

Dengan putus asa, Ben menyetrum tengkuknya dengan bohlam listrik. Dan masih belum puas, ia mengarahkan wayar beraliran listrik itu ke otaknya, dengan niat untuk bunuh diri. Tapi usaha itu tidak berhasil.

Di akhir cerita ditunjukkan kalau Ben dirawat Rumah Sakit Jiwa. Posisi tubuhnya sudah semakin melengkung. Dan di bayangan kaca pintu terlihat kalau hantu Megumi tetap bergelayut di pundaknya.

Saturday, August 8, 2009

Apocalypto


Bosan dengan film yang menggunakan kecanggihan sebagai latar belakang cerita? Film yang ditulis dan diproduseri oleh Mel Gibson ini bisa mengajak kita sejenak kembali ke jaman primitif. Tidak ada pakaian-pakaian modis dan mahal disini. Tidak ada mobil, tidak ada perhiasan dan tidak ada kosmetika. Tapi yang menjadi setting film adalah sebuah hutan lebat dan penghuninya yang masih menjadikan berburu sebagai mata pencaharian. Mereka tinggal di dalam kemah-kemah dan bukan mendirikan rumah permanent.

Film ini ditayangkan pada tahun 2006 dan mengambil lokasi di Amerika Tengah, pada masa peradaban Maya. Dialognya pun bahkan menggunakan dialog Maya yang disertai dengan teks bahasa Inggris. Hebat.

Bahkan ada adegan yang menunjukkan bagaimana suku Maya mengorbankan manusia untuk dipersembahkan kepada dewa matahari. Upacara pengorbanan diadakan di atas piramida raksasa. Orang-orang mencoret-coret wajahnya, yang pada masa itu dianggap sebagai bentuk menghias wajah. Jadi, seperti melihat kisah sejarah yang divisualisasikan.

Jaguar Paw (diperankan oleh Rudi Youngblood) adalah salah seorang anggota suku Maya yang tinggal di tengah hutan lebat. Kegiatannya sehari-hari adalah berburu binatang hutan bersama teman-teman dan kepala suku yang sekaligus adalah ayahnya, Flint Sky (diperankan oleh Morris Birdyellowhead). Suku mereka adalah suku yang ramah dan tidak berniat menyerang atau menguasai suku apapun. Mereka hidup dengan damai beserta keluarga mereka.

Ketika mereka sedang berburu di hutan sambil bercanda, secara tidak sengaja mereka bertemu dengan sekelompok suku lain yang sepertinya sedang dalam perjalanan untuk mengungsi dari tempat lama mereka, karena para istri dan anak-anak juga dibawa serta. Mereka mengatakan tentang adanya sekelompok suku kejam yang telah menghancurkan perkampungan mereka. Jadi mereka harus melarikan diri sebelum ditemukan. Mereka juga menyuruh agar suku Jaguar Paw segera pergi dari pemukiman mereka sekarang.

Tapi Jaguar Paw dan sukunya tidak percaya dengan hal itu. Mereka tidak melihat ada hal apapun yang membahayakan tempat tinggal mereka sebelumnya. Maka mereka pulang sambil membawa hasil buruan mereka. Menemui istri dan anak-anak mereka sambil bercanda seperti biasanya.

Tapi ternyata, suku jahat itu memang ada. Jaguar Paw tersadar keesokan harinya, bahwa ada orang yang sedang mengintai pemukiman mereka. Samar-samar is melihat bayangan-bayangan yang menyelinap di antara pepohonan. Dan instingnya mengatakan hal ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi.

Dengan terburu-buru dia membangunkan istrinya, Seven (diperankan oleh Dalia Hernandez) yang sedang hamil besar beserta putra sulungnya, Turtles Run, yang masih balita. Ia menyuruh mereka masuk ke sebuah sumur besar yang sudah kering tidak jauh dari rumah mereka. Ia menurunkan mereka berdua dengan terburu-buru menggunakan tali. Dan bahkan sebelum anak dan istrinya sampai di dasar sumur, kampungnya telah diserang oleh kawanan jahat yang dipimpin oleh Zero Wolf (diperankan oleh Roul Trujilo)

Setelah meninggalkan istri dan anaknya di dalam sumur, Jaguar Paw segera berlari kembali untuk membantu teman-temannya yang melawan para penyerang itu. Tapi ternyata kekuatan mereka tidak seimbang. Suku Jaguar Paw bukanlah jenis suku yang terlatih untuk berperang. Senjata yang mereka miliki hanyalah tombak kayu untuk berburu. Sementara suku jahat itu memiliki berbagai senjata dari besi. Maka dalam sekejab saja, suku mereka kalah.

Semua perempuan diperkosa lalu dibunuh. Hanya beberapa saja dari mereka yang tidak dibunuh. Semua pria dewasa ditawan dan diikat, termasuk Jaguar Paw. Ia memandang sekilas ke arah sumur tempat istri dan anaknya bersembunyi, sebelum mereka semua dibariskan dengan cara diikat pada leher dan dipaksa berjalan.

Perjalanan yang mereka tempuh sangat berat. Ditambah lagi posisi mereka yang terikat satu sama lain. Tepat di leher. Jadi, kalau ada salah seorang diantara mereka yang berjalan terlalu lambat atau terjatuh, maka itu akan mengakibatkan mereka semua tercekik. Maka mereka harus saling membantu kalau ada yang terjatuh agar bisa tetap selamat. Belum lagi kalau mereka dicambuk karena dianggap berjalan terlalu lambat.

Akhirnya, mereka sampai ke tujuan. Ternyata, suku jahat itu membawa mereka ke sebuah suku yang lebih besar dan lebih maju lagi. Suku ini sudah mengenal pakaian dan peralatan logam. Mereka memuja dewa matahari yang diberi nama Kukulkan. Sang Raja berada di puncak sebuah pyramid batu yang bertangga-tangga. Lengkap dengan permaisuri dan putra mahkotanya. Dan ternyata suku baru ini lebih kejam lagi.

Mereka memberikan korban manusia untuk menyenangkan dewa matahari. Pria-pria muda dipenggal di atas pyramid, lalu kepalanya dilemparkan ke bawah. Dimana ribuan orang sudah menunggu untuk menangkap kepala yang menggelinding itu. Ibu-ibu membawa bayi mereka lalu menunggu di ujung terbawah pyramid. Mengambil darah yang menetes dari kepala-kepala yang terpenggal itu, lalu mengoleskannya di kening bayi-bayi mereka.

Mereka menganggap mayat-mayat itu sebagai persembahan suci yang sudah diberkati dewa matahari. Dengan menumpahkan darah seperti itu, mereka berharap dewa matahari tetap berbaik hati kepada mereka.

Dan ternyata, suku jahat yang menyerang pemukiman Jaguar Paw adalah suku yang mencari budak-budak untuk dijual kepada suku pemuja matahari ini. Raja akan membayar untuk setiap orang yang mereka bawa untuk dipenggal dan dipersembahkan. Sementara perempuan-perempuan akan diperdagangkan di pasar untuk dijual sebagai budak.

Dua orang temannya sudah tewas terpenggal terlebih dahulu, sebelum akhirnya tibalah giliran Jaguar Paw untuk naik ke altar penyembahan. Dia melihat dari dekat sosok pendeta pemenggal yang berlumuran darah kering dan memegang pisau besar. Dia juga melihat raja dan ratu yang memandang bosan pada ritual pembunuhan itu. Dan ia melihat si putra mahkota kecil yang memandang dengan gembira sekaligus kejam ke arah calon korban persembahan itu.

Pada saat itulah Jaguar Paw teringat pada istri dan anakknya yang masih berada di dalam sumur di dekat perkampungan mereka dulu. Dia sangat sedih membayangkan mereka akan mati karena kelaparan disana, dan tidak menyadari kalau Jaguar Paw sudah tewas terpenggal. Dia berdoa agar masih diberikan kesempatan hidup dan selamat dari suku biadab ini. Tiba-tiba, terjadilah gerhana matahari. Suku ini belum mengetahui tentang fenomena alam ini sebelumnya. Mereka menganggap kalau gerhana matahari ini adalah pertanda kalau dewa matahari sudah merasa cukup dengan korban persembahan mereka. Maka Jaguar Paw pun tidak jadi dipenggal dan dikembalikan ke suku yang telah menawannya.

Zero Wolf kemudian memutuskan untuk membunuh mereka yang tersisa. Tapi mereka ingin bermain-main dulu, sebelum membunuh mereka. Jaguar Paw dan teman-temannya kemudian dibawa ke tepi hutan, lalu disuruh berlari untuk menyelamatkan diri. Sementara itu, mereka akan memanah atau menghujani mereka dengan tombak. Dan ada anak kepala suku, Cut Rock (diperankan oleh Ricardo Diaz Mendoza) ditempatkan untuk menjaga di ujung yang lain, kalau-kalau ada yang lolos dari panah mereka. Ia kemudian ditugaskan untuk membunuh mereka sebelum sampai ke tepi hutan.

Dua orang pertama yang disuruh berlari kemudian jatuh karena tertombak. Kemudian tibalah giliran Jaguar Paw dan seorang temannya. Mereka berusaha menghindari tombak dengan cara berlari secara zig-zag. Mereka sudah hampir sampai di ujung, ketika tiba-tiba sebuah tombak melayang dan mengenai bagian perut Jaguar Paw. Tapi ia tidak tewas. Ketika anak kepala suku mendekat untuk membunuhnya. Jaguar Paw berhasil menikamnya terlebih dahulu, lalu segera berlari ke dalam hutan.

Si kepala suku sangat marah karena putranya terbunuh. Mereka kemudian menyusul Jaguar Paw ke dalam hutan untuk memburu dan membunuhnya. Jaguar Paw yang terluka berlari dengan napas tersengal-sengal, mencoba untuk mencari tempat persembunyian. Karena ia sudah tidak kuat lagi untuk berlari. Jaguar Paw kemudian memanjat ke sebuah pohon dan bersembunyi. Gerombolan itu tidak melihat ke atas dan terus berlari melewatinya. Tapi ia tidak menyadari kalau darahnya menetes dan jatuh di punggung salah seorang pemburunya.

Ketika akhirnya mereka berhenti mengejar karena kehilangan jejak, salah seorang dari mereka melihat noda darah di punggung temannya dan segera menyadari kalau Jaguar Paw bersembunyi di atas pohon. Mereka sudah berniat kembali ke arah mereka datang tadi untuk mengecek kembali. Ketika tiba-tiba mereka mendengar langkah orang yang sedang berlari. Dan mereka menebak kalau itu adalah Jaguar Paw yang sedang mencoba melarikan diri. Mereka lalu berusaha mengejarnya dan memotong jalan.

Ternyata Jaguar Paw memang sedang berlari. Tenaganya langsung pulih dan dia berlari seperti orang gila yang ketakutan. Tapi bukan karena suku pemburu itu, melainkan karena ada seekor macan yang sedang mengejarnya dari belakang. Inilah yang tidak diketahui oleh pemburunya. Maka begitu mereka berhasil memotong jalan dan mengejar Jaguar Paw, macan itu berhasil menangkap salah seorang dari mereka dan menggigit lehernya hingga patah. Dengan refleks mereka membunuh macan itu beramai-ramai.

Dan peristiwa ini telah menciutkan nyali sebagian besar kawanan itu. Mereka beranggapan bahwa membunuh macan akan membawa kutukan yang sangat buruk bagi mereka. Ada yang mengusulkan agar mereka berhenti mengejar Jaguar Paw dan kembali saja. Tapi si Zero Wolf begitu marah karena anaknya tewas, tetap memaksa untuk mengejar Jaguar Paw sampai dapat dan mengulitinya hidup-hidup. Maka mereka tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintah ketuanya.

Jaguar Paw yang sudah sangat terdesak akhirnya nekat menerjunkan diri di sebuah air terjun dan selamat sampai di bawah. Dia mengira dirinya akan selamat dan mereka akan berhenti mengejarnya. Tapi ia salah. Rasa dendam telah membuat si Zero Wolf memaksa anak buahnya juga terjun untuk mengejar Jaguar Paw. Dan ia pun kembali berlari.

Tapi tiba-tiba dia menyadari kalau mereka tidak akan berhenti mengejarnya. Dan ia tidak bisa melarikan diri selamanya. Akhirnya dia memutuskan untuk melawan mereka. Dia mengenali setiap sudut hutan itu, karena disanalah ia lahir dan tumbuh dewasa. Karena hutan ini sudah termasuk dalam areal pemukiman sukunya. Hal pertama yang ia lakukan adalah melemparkan sebuah sarang lebah yang sangat besar ke arah gerombolan pengejarnya. Lebah-lebah ganas itu segera mengerubungi mereka, tapi Jaguar Paw selamat karena dia melumuri tubuhnya dengan lumpur.

Satu-persatu anggota pemburunya tewas karena Jaguar Paw berhasil membuat mereka tercerai-berai, sehingga pertarungan berjalan dengan seimbang. Sampai akhirnya yang tersisa tinggal si Zero Wolf saja. Pada saat itu hujan deras tiba-tiba turun. Jaguar Paw teringat pada istri dan anaknya yang masih berada di dalam sumur. Dia harus segera mengeluarkan mereka dari sana, karena air hujan akan segera membanjiri sumur itu dan membuat mereka tenggelam.

Ketika Jaguar Paw menemukan letak sumur itu, tiba-tiba si kepala suku muncul dan menombaknya tapi meleset. Maka Jaguar Paw harus melupakan dulu niat untuk menyelamatkan istri dan anaknya dan melarikan diri sambil mencari cara untuk membunuh si Zero Wolf. Karena kalau ia kalah dan tewas, si Zero Wolf pasti akan membunuh istri dan anaknya juga karena ia sudah tahu letak persembunyian mereka. Dan ia akhirnya menemukan cara untuk membunuh si ketua itu.

Dia berlari ke tempat sukunya biasa memasang perangkap untuk menangkap babi hutan. Ia memancing Zero Wolf jahat itu kesana. Jaguar Paw tidak menginjak perangkap itu karena ia mengenali cirri-cirinya. Tapi pemburunya tidak mengetahui hal itu dan terus saja mengejarnya. Dan dia pun tewas dengan tubuh tertancap bambu runcing.

Dengan terburu-buru ia kembali ke sumur tempat istri dan anaknya berada. Air di dalam sumur sudah sangat tinggi, hingga istrinya yang sedang hamil tua itu harus berdiri di atas batu sambil menggendong anak laki-laki mereka di bahunya. Dan pada saat itulah ia melahirkan anak keduanya.

Luar biasa sekali proses pengambilan adegan ini. Bayi itu benar-benar ditunjukkan lahir di dalam air dan dengan refleks menggerak-gerakkan tangannya untuk mengambang, padahal ia masih terhubung dengan tali pusar. Kemudian ibunya mengangkat si bayi tinggi-tinggi, dan pada saat itulah Jaguar Paw datang untuk menolongnya.

Pada bagian akhir cerita ditunjukkan, kalau ternyata Jaguar Paw beserta istri dan kedua anaknya adalah keturunan terakhir yang tersisa dari suku mereka. Para suku jahat itu telah membantai semua anggota suku mereka. Dan ketika Jaguar Paw dan keluarganya berniat pergi dari hutan itu, mereka terkejut melihat sebuah benda yang melayang di atas air. Benda itu ternyata kapal. Dan itulah kapal ekspedisi keempat Christoper Colombus yang sampai ke tempat itu, sekaligus sebagai awal dari masuknya bangsa asing untuk menguasai tempat itu.

Wednesday, August 5, 2009

Dangerous Liaisons


Film ini penuh intrik dengan kostum yang luar biasa megah. Istana-istana mewah milik para bangsawan kaya, gaun-gaun lebar dari kain brokat Prancis yang ujubile mahalnya. Lemari-lemari kaca besar yang bersepuh emas dan sofa-sofa berukir yang sekarang banyak dipakai di rumah-rumah mewah sebagai pertanda kekayaan. Pria-pria bangsawan dengan gaya seperti perempuan, rambut panjang dikuncir, jas panjang seperti gaun yang penuh brokat dan cara berbicara yang mendayu-dayu. Inilah sebenarnya yang menjadi daya tarik film ini.

Film ini dibuat pada tahun 1988, sehingga tak heran kalau para pemerannya masih terlihat muda. Diangkat dari novel abad ke-18 yang berjudul: Les Liaisons Dangereuses karya Piere Chordelos de Laclos yang diterbitkan tahun 1782. Lokasi filmnya adalah di sebuah tempat bersejarah di Prancis

Tapi selain semua kemegahan itu, hal hebat lainnya adalah film ini bertabur bintang-bintang papan atas. Glenn Close, Michelle Pfeifer, Keanu Reeves, Uma Thurman dan John Malkovich. Semuanya dalam satu paket. Dan film ini mendapat TUJUH nominasi Akademi Award dan memenangkan tiga diantaranya. Jadi, tak perlu diragukan lagi kualitasnya.

Tokoh utama film ini adalah Vicomte Sebastian de Valmont (diperankan oleh John Malkovich) dan Marquise Isabelle de Marteuil (diperankan oleh Glenn Close). Sepasang kekasih yang sama-sama berhati kejam dan senang mempermainkan orang lain. Marquise adalah seorang janda kaya berwajah cantik namun berhati jahat, yang meyakini kalau ia hidup untuk mendominasi pria dan membalas dendam pada wanita. Sementara Vicomte adalah seorang lajang kaya yang memiliki reputasi berselingkuh dengan istri-istri bangsawan kaya. Dan ia bangga dengan reputasinya itu. Ia merasa sangat tertantang untuk bisa memikat istri-istri setia yang taat beragama dan sangat mencintai suaminya. Keberhasilannya itu akan menjadi nilai tambah bagi reputasinya.

Berdua mereka akan membahas orang-orang yang akan menjadi target mereka selanjutnya. Dan mereka berdua menjadi partner yang karena kesamaan ini.

Marquise memiliki dendam pribadi pada seorang bangsawan yang pernah menjadi kekasih gelapnya, kemudian meninggalkannya untuk berhubungan dengan salah satu kekasih gelap Vicomte. Dia mengajak Vicomte untuk bekerja sama menghancurkan hidup pria itu. Marquise mengetahui kalau bangsawan itu akan dinikahkan dengan seorang putri sepupunya yang disekolahkan di sebuah biara Katolik, bernama Cecile de Volanges (diperankan oleh Uma Thurman)

Dia membujuk agar Vicomte mau menggoda si gadis remaja itu dengan iming-iming bahwa Cecile masih perawan. Tapi Vicomte yang sombong beranggapan kalau tugas itu terlalu mudah. Dia sudah memiliki mangsa baru. Yaitu Madame de Tourvel (diperankan oleh Michele Pfeiffer), yang dianggapnya lebih menantang. Karena Madame de Tourvel adalah seorang perempuan yang sangat taat beragama dan memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia.

Meskipun kecewa karena Vicomte telah menolak permintaannya, Marquise masih tetap tertarik denga petualangan yang baru itu. Dan dia berjanji akan bersedia tidur dengan Vicomte, kalau ia berhasil menaklukkan Madame de Tourvel lengkap dengan bukti surat tulisan tangan wanita itu sendiri. Vicomte menyambutnya dengan gembira karena ia yakin akan menang.

Sementara itu, Marquise menemukan pemuda lain yang bisa dipergunakannya untuk membalaskan dendam. Pemuda itu adalah Chevalier Danceny (diperankan oleh Keanu Reeves), seorang pemuda lugu dan menyukai musik. Ia merancang agar Danceny bertemu dengan Cecile secara tidak sengaja. Dan niatnya berhasil, Danceny jatuh cinta kepada Cecile.

Sementara itu, usaha penaklukan Vicomte agak terhalang, karena ternyata Madame de Tourvel memiliki seorang sahabat yang sudah terlebih dahulu menceritakan keburukan Vicomte kepadanya, dan memperingatkannya agar berhati-hati ketika bergaul dengannya. Vicomte menjadi marah dan menyelidiki siapa wanita yang telah berani membuka aibnya itu. Dan ternyata wanita itu adalah Madame de Volanges (diperankan oleh Swoosie Kurtz), ibu dari Cecile, sekaligus sepupu dari Marquise.

Karena dendamnya, Vicomte berniat menghancurkan kehidupan Madame de Volanges. Dan dia menawarkan diri untuk menerima kembali tugas yang diberikan oleh Marquise dulu, untuk menggoda Cecile, putri Madame de Volanges. Dan keterlibatan Vicomte inilah yang membawa akibat paling merusak dari semuanya.

Ketika Marquise diam-diam dan dengan sengaja mengadukan hubungan Cecile dengan Danceny kepada Madame de Volanges, maka dengan segera Cecile dikurung oleh ibunya dan dilarang bertemu dengan kekasihnya itu. Marquise kemudian mengatur agar Madame de Volanges dan Cecile menginap di tempat Vicomte untuk sementara waktu. Dan saat itu dimanfaatkan oleh Vicomte untuk memperkosa Cecile sekaligus membalaskan dendamnya.

Cecile yang merasa malu kemudian mengadu kepada bibinya, Marquise, yang menyarankan agar ia menyimpan rahasia itu. Marquise bahkan menghasut Cecile dengan mengatakan kalau hubungannya dengan Vicomte tetap perlu dilakukan, agar ia bisa belajar bagaimana cara menyenangkan suaminya kalau ia menikah nanti. Demikianlah Cecile kemudian menjalin hubungan gelap dengan Vicomte sampai ia hamil. Tapi kemudian kehamilannya itu gugur.

Setelah mendapatkan Cecile, Vicomte kembali mengalihkan perhatiannya kepada Madame de Tourvel. Dengan tidak putus asa dia berusaha merayu dan merayu, hingga akhirnya penolakan Madame de Tourvel pun berakhir. Tanpa disadarinya, Vicomte telah benar-benar jatuh cinta pada Madame de Tourvel. Dan dengan santai dia menceritakan perasaannya itu kepada Marquise.

Marquise adalah seorang wanita yang tidak terbiasa kalah. Dia merasa kalau Madame de Tourvel telah berhasil merebut hati Vicomte dan ia tidak bisa menerimanya. Ia kembali mengingatkan Vicomte akan petualangannya dan tugasnya untuk memberikan bukti otentik kalau ia telah berhasil tidur dengan Madame de Tourvel. Dan dibelakangnya, Marquise kemudian menjalin hubungan gelap dengan Danceny.

Setelah berhubungan beberapa lama, akhirnya Vicomte berhasil mendapatkan surat tulisan tangan Madame de Tourvel yang mengatakan kalau ia telah jatuh cinta pada pria itu. Dengan bangga, Vicomte datang ke rumah Marquise untuk menunjukkan surat itu, sekaligus menagih janji wanita itu untuk tidur dengannya.

Tapi Marquise yang cemburu dan sakit hati karena Vicomte telah jatuh cinta pada Madame de Tourvel, menolak untuk memenuhi janjinya. Dia memaksa agar Vicomte terlebih dahulu memutuskan Madame de Tourvel, baru ia bersedia tidur dengannya.

Dengan mengabaikan rasa cintanya pada Madame de Tourvel, Vicomte kemudian dengan tega memutuskan Madame de Tourvel yang sudah jatuh cinta setengah mati padanya. Wanita itu menangis dengan hebatnya. Dia menangis karena sakit hati ditinggalkan oleh Vicomte dengan alasan sudah bosan. Dia juga merasa malu karena sudah menghianati suaminya untuk berhubungan gelap dengan pria itu. Dan yang paling membuatnya sedih, bahwa ia sudah melanggar perintah Tuhan dengan berselingkuh. Karena itu, Madame de Tourvel meminta para biarawati menjalankan hukum rajam padanya. Dia minta disiksa atas semua dosa-dosanya. Dan proses ini dijalaninya dalam sebuah biara.

Madame de Tourvel tidak mengetahui kalau Vicomte juga menangis karena terpaksa harus memutuskannya. Tapi karena hati nuraninya memang sudah mati, rasa cintanya pada Madame de Tourvel dikalahkan oleh rasa takut kalau popularitasnya sebagai playboy akan hancur karena itu. Setelah memutuskan Madame de Tourvel, ia mendatangi Marquise untuk menagih janjinya. Sekaligus memintanya memutuskan Danceny.

Tapi Marquise yang jahat itu tetap saja menolak, meskipun Vicomte sudah memutuskan Madame de Tourvel. Dengan pongahnya ia malah berkata kalau itu adalah sebagai bukti kemenangannya atas Vicomte. Bahwa ia lebih kuat daripada Vicomte yang sudah jatuh cinta pada korbannya. Dan bahwa ia telah memilih untuk tetap berhubungan dengan Danceny dan mencampakkan Vicomte.

Vicomte sangat marah. Dia pun balik menghancurkan hubungan Marquise dengan Danceny, lalu mengajaknya berduel. Ketika berduel inilah Vicomte yang dipenuhi sesal karena telah menyakiti Madame de Tourvel membiarkan dirinya tertusuk pedang Danceny. Sebelum meninggal, ia meminta agar Danceny menjenguk Madame de Tourvel dan menyampaikan cinta sekaligus permintaan maafnya. Ia juga kemudian membongkar semua kejahatan Marquise beserta bukti surat-surat cinta mereka.

Danceny kemudian menemui Madame de Tourvel di biara dan menyampaikan pesan Vicomte. Setelah mendengar hal itu, wanita itu kemudian meninggal. Sementara Marquise sendiri, harus menanggung akibat dari semua kejahatannya. Surat-surat yang diberikan Vicomte kepada Danceny telah menyebar luas dan segera saja semua orang mencibir kepadanya dan mengejeknya sebagai perempuan tidak bermoral.

Cerita film ini diakhiri dengan adegan dimana Marquise yang cantik menghapus bedak dan lipstiknya. Dia sudah terlalu malu untuk keluar rumah.
Related Posts with Thumbnails

  © Mirror On The Wall by Simply Fabulous Blogger Templates

Back to TOP