Thursday, September 10, 2009

Ju On 4


Ju On Series:

Film horor yang satu ini memang unik. Karena jalan ceritanya yang tidak biasa, kita harus benar-benar memperhatikan dengan mengikuti alurnya. Kalau tidak, hampir dipastikan penonton tidak akan memahami apa yang sebenarnya sedang diceritakan dalam film ini. Awalnya, aku juga seperti itu. Aku hanya sibuk memperhatikan karakter hantunya yang menyeramkan, khas hantu dalam film Jepang. Tapi ketika filmnya berakhir, aku sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.

Film ini berbentuk potongan-potongan dengan alur yang tidak pasti. Kadang menggunakan alur maju, kadang menggunakan alur mundur. Jadi, daripada bingung lebih baik aku tuliskan kembali dengan alur maju ya. Lebih gampang dimengerti. Tapi kalau ada yang menonton film ini langsung, pasti akan melihat alurnya jadi berbeda. Tidak apa-apa. Aku hanya menyesuaikan saja agar lebih bisa dibayangkan.

Kisah bagian pertama menunjukkan kalau ada seorang pria dengan kostum Santa Klaus yang memarkirkan motornya di depan sebuah rumah yang sangat besar. Dia akan mengantarkan sebuah kue Natal karena bertepatan bulan itu adalah bulan Desember. Dia sudah menekan bel beberapa kali tapi tidak ada jawaban. Kemudian dia memutuskan masuk dan memanggil penghuni rumah dari dalam. Dia mendengar suara seorang perempuan menjawab dari dalam dan menyuruhnya menunggu. Namun anehnya, perempuan itu tetap menjawab dengan kalimat yang sama, biarpun dia tidak memanggilnya, tapi perempuan itu tak kunjung mendatanginya. Dia kemudian memutuskan untuk mendatangi saja perempuan itu karena dia sedang terburu-buru dan harus segera mengantarkan kue lagi.

Tapi dia sangat heran karena ternyata tidak ada siapapun di dapur. Lalu terdengar suara air dari arah kamar mandi yang ternyata berasal dari washtafel. Tapi tetap tidak ada siapa-siapa disana. Lalu terdengar lagi suara dari arah bath tub yang tertutup tirai. Ketika disibak, kembali tidak ada siapa-siapa. Hanya saja bentuk bath tub itu terlihat aneh dan ada bekas hangus dan menghitam di ujungnya.

Dia mulai dihinggapi rasa takut. Bersamaan dengan itu, dia melihat bayangan seorang anak kecil yang berlari di lorong rumah. Dia bergegas memanggilnya, tapi anak itu tidak menjawab dan langsung masuk ke kamarnya di lantai dua. Pria itu menyusulnya masuk dan dia hampir pingsan melihat sesosok mayat tanpa kepala yang berlumuran darah tergeletak di tempat tidur. Dia langsung melarikan diri dan terjatuh di ujung tangga yang berhadapan dengan dapur. Ketika itulah dia melihat mayat seorang perempuan yang tertusuk pisau dan tertelungkup di depan pintu kulkas. Saking ketakutannya dia tidak bisa menjerit dan badannya kaku ketika berdiri. Ketika sedang tergagap-gagap itu tiba-tiba muncullah hantu seorang nenek yang sangat menyeramkan dengan rambut awut-awutan dan bibir berlumuran darah.

Kemudian pria itu langsung melapor ke polisi dan mengobati luka-lukanya. Terlihat pacarnya datang menjemputnya dengan khawatir. Mereka lalu pulang ke rumah. Si gadis ternyata sudah menyiapkan sebuah kue tart dengan tulisan Merry Christmas di atasnya, lengkap dengan sebuah kado kotak musik untuk pria itu. Tapi ketika pacarnya sedang memotong kue tart untuk diberikan kepadanya, dia teringat pada kondisi mayat yang dilihatnya di rumah angker itu lalu mual dan muntah. Pacarnya lalu membujuk dan menghiburnya dan mereka berpelukan.

Tiba-tiba saja, pacarnya berubah menjadi wujud si hantu nenek yang berambut awut-awutan itu. Pria itu menjerit dan mendorong pacarnya menjauh. Pacarnya tiba-tiba menghilang. Dari dalam lemari dia melihat sebuah bola basket terguling. Tapi belum sempat bola itu keluar dari lemari, sebuah tangan dengan jari-jari hancur dan berwarna putih terlihat meraih bola itu. Lalu kemudian sosok si nenek hantu itupun keluar dan mendekatinya. Karena ketakutan pria itu mengambil pisau dan menikamkannya ke leher si hantu itu. Dia menikamnya berkali-kali. Dia tidak menyadari kalau yang sedang dibunuhnya itu adalah pacarnya sendiri. Dia sedang berhalusinansi dan diganggu roh. Inilah akhir dari bagian kisah pertama.

Kisah yang kedua menceritakan seorang gadis remaja bernama Akane. Ia sering merasa diganggu hantu dan selalu hidup dalam ketakutan. Tapi teman-teman akrabnya menganggap kejadian itu sebagai sesuatu yang luar biasa. Mereka kemudian memaksanya agar mau bermain papan ouija, sejenis permainan jailangkung, bersama mereka. Mereka yakin, permainan itu akan berhasil kalau Akane ikut bermain. Dengan terpaksa ia pun menuruti kemauan teman-temannya itu. Dan koin di papan ouija itu memang berhasil bergerak. Tapi Akane melihat kehadiran arwah seorang gadis kecil bermantel putih dan bertopi kuning diantara mereka. Akane menjerit ketakutan dan langsung melarikan diri meninggalkan teman-temannya yang keheranan. Sepertinya Akane memang mengenal sosok hantu gadis kecil itu.

Ketika pulang dari sekolah, dia melewati rumah besar yang angker itu. Dia kembali teringat pada teman masa kecilnya. Temannya itu baru pindah tapi tidak bersekolah di sekolah umum. Dia hanya belajar secara privat di rumah. Maka Akane pun datang mengunjunginya. Temannya itu bercerita kalau dia sebenarnya sangat tidak betah selalu berada di dalam rumah dan bergaul dengan anggota keluarganya saja.

Temannya itu bercerita kalau abangnya sering bertingkah aneh dan menyakitinya. Kemudian muncullah sosok nenek temannya itu. Neneknya itu senang memakai wig dan berdandan ala gadis remaja. Tapi neneknya itu sudah pikun dan setengah gila. Kesukaannya adalah bermain bola basket. Temannya itu lalu menyuruh neneknya pergi meninggalkan mereka. Sebenarnya dia meminta bantuan Akane untuk menolongnya keluar dari rumah itu. Dia tahu ada keanehan yang mengerikan yang sedang menimpa keluarga mereka, hanya saja ia tidak tahu apa. Dia memohon agar Akane mau membantunya keluar dari sana.

Tiba-tiba abangnya muncul di belakang mereka. Lalu menarik tangan Akane dan melemparkannya ke luar rumah. Temannya itu menjerit-jerit memanggil-manggil Akane dan meminta tolong. Tapi Akane yang masih kecil begitu ketakutan karena diperlakukan seperti itu. Dia memilih pergi dari sana dan tidak pernah datang lagi.

Kemudian dia mengetahui kabar, kalau seluruh anggota keluarga temannya yang menempati rumah itu tewas karena dibunuh abangnya. Kemudian abangnya itu menggantung diri di sebuah pohon. Ini adalah akhir kisah Akane.

Siapakah sebenarnya keluarga yang tinggal di rumah angker itu? Ini adalah bagian film yang menceritakan tentang itu. Ditunjukkan kalau sebuah keluarga besar sedang memasuki rumah baru yang luas itu dengan riang gembira. Anak perempuan yang paling kecil sangat menyukai rumah besar itu. Abangnya, satu-satunya anak laki-laki, termasuk orang yang pendiam. Dialah yang pertama melihat kehadiran hantu di rumah itu. Ketika dia mengikuti kemana bayangan itu pergi, dia menemukan sebuah kamar dengan cermin besar yang ditutup sehelai kain. Ia lalu menyibakkan kain itu dan terkejut melihat sepasang tangan meluncur keluar dari dalam cermin.

Keanehan mulai muncul sejak saat itu. Karena sikap si abang mulai berubah pendiam dan jahat. Ketika dia meninggalkan cermin itu, ternyata bayangannya masih tetap ada di dalam cermin dengan wajah bingung dan mematung, sementara tubuhnya sudah tidak berada di ruangan itu lagi. Dia kemudian menemukan sebuah kaset dan tape rekorder. Lalu mulai mengurung diri di kamarnya dan sibuk mendengarkan rekaman dalam kaset itu.

Suatu malam dia berdiri dengan tatapan kosong dan melemparkan tape beserta kaset di dalamnya itu ke lantai. Lalu dengan wajah aneh, dia menuju ke kamar ayahnya yang sedang tertidur kemudian memukulnya hingga tewas dengan tongkat bisbol. Ayahnya pun tewas tanpa sempat berbicara. Kemudian dia menyusul ke kamar neneknya yang pikun dan setengah gila. Si nenek sedang mengenakan wig baru yang awut-awutan dan memakai lipstik merah menyala di depan cermin, ketika cucunya datang dan menjerat lehernya dengan tali hingga tewas.

Tinggal tiga orang lagi. Dua orang kakak perempuannya dan satu adik perempuan. Salah satu sedang menonton televisi dan yang satunya lagi sedang merokok di dapur. Si gadis yang di depan televisi berteriak memanggil kakaknya untuk memberitahukan kalau acara yang ditunggunya sudah mulai. Si kakak menjawab dari dapur,
”Iya, sebentar. Aku segera kesana.”
Ternyata, kalimat inilah yang didengarkan oleh si pria pengantar kue ketika datang ke rumah itu.

Si abang kemudian muncul di dapur. Kakaknya mengira ia datang untuk mencari makanan. Maka kemudian membuka kulkas untuk mencari sesuatu untuk adiknya. Ketika itulah si abang menikamnya dari belakang dengan pisau dapur. Kemudian mendatangi kakaknya yang sedang menonton televisi. Ia memukul kepalanya ke meja lalu menarik rambutnya dan memasukkannya ke dalam bath tub. Disana ia menyiram kakaknya dengan bensin dan membakarnya hidup-hidup.

Si bungsu ternyata sudah menyadari kalau ada kejadian yang tidak wajar sedang berlaku. Dia mengunci pintu kamarnya dan bersembunyi di sudut kamar. Tapi abangnya berhasil mendobrak masuk dan memaksanya naik ke tempat tidur. Disana abangnya kemudian memenggal kepalanya dengan sebuah pedang hingga tewas. Kemudian memasukkan kepala adiknya itu ke dalam sebuah tas dan membawanya.

Setelah membunuh semua anggota keluarganya, ia lalu membawa tas berisi kepala adiknya itu pergi dari rumah dan menaiki sebuah taksi. Kemudian ia bunuh diri dengan menggantung dirinya di sebuah pohon sambil memandang wajah adiknya dari kepala yang terpenggal di dalam tasnya.

Sejak saat itulah Akane mulai merasa dibayang-bayangi hantu temannya itu. Ketika suatu malah dia pulang dan sembahyang, dia mendengar suara-suara aneh di dapur. Ketika dia menyelidikinya, dia melihat sosok hantu kawan masa kecilnya yang tewas dibunuh abangnya itu disana. Akane tahu kalau temannya itu kesal kepadanya karena Akane tidak berusaha membantunya ketika dia meminta tolong.

Akane yang ketakutan lalu meminta maaf berkali-kali.
”Maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan aku.” katanya terus menerus.
Hantu temannya itu kemudian menghilang dan meninggalkan boneka beruang kecil kesayangannya kepada Akane sebagai kenang-kenangan.


Monday, September 7, 2009

A Mighty Heart


Kembali aku ingin menuliskan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata, seperti Alive dulu. Diadaptasi dari Novel berjudul Mariane Pearl’s Memoir yang ditulis oleh Mariane Pearl sendiri dan mengisahkan tentang bagaimana suaminya Daniel Pearl diculik suatu kelompok etnis di Karachi, Pakistan.

Hanya karena dia seorang Yahudi dan dianggap mata-mata Amerika. Film ini menceritakan bagaimana ketabahan Mariane ketika harus menanti kabar suaminya selama lebih dari sepuluh hari, dalam keadaan sedang hamil tua. Film yang mengharukan dan Angelina Jolie berperan sangat bagus disini.

Daniel Pearl atau Danny (diperankan oleh Dan Futterman) adalah seorang jurnalis dari Wall Street Journal yang mengajak istrinya Mariane Pearl (diperankan oleh Angelina Jolie) yang juga seorang jurnalis untuk tinggal beberapa waktu di Karachi, Pakistan. Danny ingin mewawancarai seorang tokoh Islam garis keras bernama Sheikh Gilani yang diduga berada di balik serangan bom di beberapa kota, termasuk di WTC. Danny sudah merancang sebuah pertemuan dengan bantuan beberapa orang di Pakistan.

Tapi ternyata, pertemuan itu adalah jebakan. Sheikh Gilani tidak pernah mengetahui kalau ada seorang jurnalis Amerika yang datang untuk mewawancarainya. Dan dia sendiripun sebenarnya selalu menolak setiap permintaan wawancara.

Akhirnya diketahui kalau pihak yang menjebak Danny adalah Sheikh Omar. Seorang Islam garis keras lainnya yang sudah sering menculik dan menyandera turis-turis asing di Pakistan. Sebelumnya dia pernah menculik 4 orang turis (3 orang Amerika dan 1 orang Inggris) tapi semuanya dibebaskan tanpa terluka sedikitpun. Dan inilah yang agak menenangkan hati Mariane.

Keseluruhan film ini mengisahkan proses pencarian yang dilakukan oleh Mariane dan kawan-kawannya di seluruh Pakistan. Dengan dibantu oleh Javed Habib (diperankan oleh Irrfan Khan), ketua Polisi Rahasia Pakistan. Dan Randall Bennet (diperankan oleh Will Patton), bagian keamanan diplomatic.

Mereka menelusuri kembali alur perjalanan Danny dengan membaca semua email-email yang ada di komputer Danny. Javed bahkan memberikan akses untuk penyelidikan ke semua operator telepon, untuk melacak nomor-nomor telepon yang mungkin terkait dengan penculikan Danny.

Dalam proses inilah ditunjukkan banyaknya ulah pers yang semakin memperkeruh suasana. Salah satunya adalah pernyataan bahwa Danny sebenarnya adalah mata-mata CIA yang menyamar sebagai jurnalis. Sementara Mariane sendiri meyakinkan kalau Danny benar-benar murni mencari berita, bukan untuk memata-matai. Media juga menyoroti keberadaan Asra Nomani (Archie Panjabi), teman Mariane yang seorang India. Media mengatakan kalau keberadaan Asra disana adalah untuk memata-matai Pakistan. Karena India yang identik dengan Hindu memang selalu berseteru dengan Pakistan yang identik dengan Islam. Padahal Asra sendiri sebenarnya adalah seorang muslim juga. Ada juga berita yang mengabarkan kalau Danny sebenarnya sudah tewas dan mereka menemukan mayatnya di kamar mayat. Tapi ketika Randall dan Javed melihat kesana, mayat itu ternyata bukan mayat Danny.

Marianne juga mendapat bantuan dari rekan mereka yang ada di Wall Street Journal bernama Bussey (diperankan oleh Dennis O’Hara). Karena biasanya, penculikan-penculikan seperti ini akan selalu menghubungi media terlebih dahulu untuk memberitahukan penculikan itu dan mengumumkan syarat yang mereka minta untuk membebaskan tawanan. Ditambah lagi kalau Danny adalah salah seorang jurnalis disana.

Benar saja, bahwa penculik Danny memberikan sebuah syarat melalui media. Mereka mengatakan kalau Danny berada dalam tawanan mereka dan sedang disiksa. Hal ini mereka lakukan karena mereka marah melihat Amerika juga melakukan penyiksaan yang tidak manusiawi terhadap tahanan-tahanan yang ada di penjara Guantanamo. Mereka meminta Amerika menutup Guantanamo dan berhenti menyiksa tawanan-tawanan yang ada disana. Kalau tidak, mereka juga akan menyiksa Danny seperti mereka menyiksa tahanan di Guantanamo. Seperti yang kita ketahui, Penjara Guantanamo memang berisi tahanan-tahanan yang berkaitan dengan tindak terorisme. Dan metode penyiksaan yang dijalankan disana sudah menyebar ke publik, meskipun pemerintah tidak mau memberikan pernyataan secara resmi.

Dari informasi yang didapatkan Mariane dari Randall, sepertinya akan sangat sulit untuk memenuhi permintaan penculik itu. Tidak mungkin penjara Guantanamo ditutup hanya untuk menyelamatkan seorang jurnalis saja, itu alasan mereka. Pihak militer Pakistan juga tidak bersedia membantu. Menurut mereka, penculikan itu terjadi atas kelalaian Danny sendiri. Karena dia seharusnya sudah tahu bagaimana berbahayanya kelompok garis keras itu, tapi dia masih tetap memaksa untuk pergi mewawancarainya tanpa pemberitahuan resmi kepada pemerintah Pakistan. Bahkan pemimpin militer itu juga mencurigai kalau Danny adalah mata-mata Amerika di Pakistan. Sehingga dia menolak memerintahkan militer ikut ambil bagian dalam usaha pembebasan Danny. Maka Mariane harus mencari jalan sendiri untuk itu.

Mariane lalu muncul dalam sebuah interview di CNN. Dalam interview ini dia mencoba untuk meminta simpati dan rasa kasihan dari penculik Danny. Dia menggambarkan Danny sebagai seorang yang jujur dan murni jurnalis, bukan mata-mata. Setelah interview itu, banyak pers dari Pakistan, Amerika dan Prancis (Negara asal Mariane) yang mengerubuni rumah Asra tempat mereka tinggal. Tapi tetap masih belum ada kabar dari suaminya.

Akhirnya Javed berhasil menelusuri kediaman Sheikh Omar dan menangkapnya. Tapi beberapa waktu kemudian ada seorang pria yang datang mengatarkan sebuah handycam berisi rekaman keberadaan Danny. Dari sanalah mereka akhirnya mengetahui kalau Danny ternyata sudah tewas dipenggal. Video itu juga menunjukkan, bagaimana dengan kejamnya mereka memotong-motong tubuh Danny menjadi sepuluh bagian.

Mariane menjerit-jerit karena kemarahan dan kesedihan begitu mengetahui kalau suaminya telah meninggal dengan mengenaskan. Ia memang tidak pernah mau melihat langsung video pembunuhan suaminya itu. Tapi dia mengetahuinya dari informasi yang diberikan Randall dan Javed. Akhirnya ia memutuskan kalau sudah tidak ada lagi yang membuatnya harus tinggal di Karachi.

Mariane lalu pulang ke negara asalnya, Prancis. Disana ia melahirkan puteranya bernama Adam dan menetap disana. Ia kemudian menuliskan buku tentang pengalaman pahit yang dirasakannya itu, agar anaknya Adam bisa mengenali ayahnya yang tidak sempat dilihatnya itu di masa depan. (2007)

Friday, September 4, 2009

Perfume: The Story Of Murderer


Dia bisa menguasai dunia ini dengan sebotol kecil parfum yang dikantonginya. Hanya sebotol kecil, tidak sampai setengah liter. Hanya dengan itu saja, orang-orang akan memujanya dimanapun dia berada. Padahal dia hanyalah seorang remaja kurus, miskin, yang sudah membunuh 25 perempuan muda dan cantik. Karena kegilaannya. Karena indra penciumannya yang luar biasa. Film yang berlatar belakang Prancis pada abad ke-18 ini, mengingatkanku pada Dangerous Liaisons yang kutulis kemarin. Setting film yang sangat bagus dan diangkat dari kisah novel juga, dengan judul yang sama karangan Patrick Suskind.

Jean-Baptiste Grenouille (diperankan oleh Ben Whishaw ) adalah seorang anak yatim piatu yang terlahir di jalanan kumuh kota Paris. Dia tidak mahir berbicara sehingga semua orang menjauhinya. Tapi dia dianugerahi indera penciuman yang luar biasa. Sayangnya, dia dijual ke sebuah pabrik penyamakan kulit yang bau, sehingga dia sangat tersiksa dengan aroma yang harus dihirupnya setiap hari itu.

Ketika sedang mengantarkan pesanan kulit ke kota, Grenouille mengenal cairan wangi bernama parfum, racikan seorang ahli parfum terkenal di Paris bernama Giuseppe Baldini (diperankan oleh Dustin Hoffman). Dia sangat menyukai wangi parfum itu dan berusaha keras untuk menemukan materi apa saja yang telah membuatnya begitu wangi.

Ketika sedang sibuk mencari-cari aroma yang mungkin saja berada diantara campuran parfum itu, tiba-tiba saja ia mencium sebuah aroma yang sangat wangi yang belum pernah diciumnya sebelumnya. Ternyata aroma wangi yang diciumnya itu berasal dari seorang gadis penjual buah yang sedang berjalan beberapa meter di depannya. Gadis itu miskin jadi tidak mungkin mengenakan parfum. Jadi aroma wangi yang diciumnya itu sudah pasti berasal dari aroma alami tubuhnya.

Ketika itulah Grenouille menemukan aroma yang paling wangi diantara semua campuran parfum biasa. Aroma gadis muda yang cantik. Saking terobsesinya dengan aroma wangi ini, Grenouille mulai membunuhi satu-persatu gadis cantik di kota itu. Dia membuat suatu ramuan dari lemak hewan, yang bisa menyimpan aroma tubuh gadis itu. Hanya saja, caranya memang aneh. Dia harus mengoleskan lemak itu ke sekujur tubuh si gadis, lalu mengeruk kembali lemaknya dari kulitnya dengan menggunakan sebuah pisau. Tapi tentu saja, semua gadis yang dimintanya menjadi sukarelawan akan ketakutan dan menolak. Akhirnya dia membunuhnya. Gadis pertama yang dibunuhnya adalah si penjual buah yang ditemukannya di jalan.

Sejak saat itulah dia mulai membunuhi setiap gadis cantik yang ada di kota itu. Seluruh penduduk kota ketakutan. Tuduhan diarahkan kepada pria miskin dan belum menikah yang bertebaran disana. Akibatnya, banyak yang menjadi korban, dibunuh karena dicurigai. Pihak gereja sudah mulai resah dengan kericuhan ini. Mereka beranggapan kalau setan-lah yang berada dibalik semua kejadian buruk ini. Dan memutuskan untuk mengundang Kardinal agar mendoakan kota itu ada bebas dari kuasa jahat.

Bertepatan dengan munculnya sang Kardinal, salah seorang penjahat yang ditangkap mengaku kalau dia adalah si pembunuh gadis-gadis muda itu. Seisi kota menjadi lega. Tak ada lagi yang merasa takut keluar malam. Mereka kembali berpesta seperti sebelum kejadian pembunuhan itu berlangsung. Tanpa mereka sadari Grenouille mengintip dari balik kegelapan, merasa beruntung dengan kejadian yang tidak terduga ini.

Sebenarnya ia mengincar seorang gadis berambut merah yang sangat cantik bernama Laura (diperankan oleh Rachel Hurd-Wood). Hanya saja Laura berbeda dengan korban-korbannya sebelumnya karena ia putri seorang bangsawan kaya. Sementara korban-korbannya yang lain adalah gadis miskin atau bahkan pelacur, sehingga lebih mudah didapatkan. Lemak dari tubuh gadis-gadis korbannya itu kemudian disulingnya, sehingga berubah menjadi ekstrak parfum sebanyak satu sendok makan. Masing-masing dimasukkannya ke dalam botol kecil yang terpisah. Ketika akhirnya botol ke-24 terisi, maka tinggal Laura-lah yang harus di dapatkan. Aroma tubuhnya yang akan mengisi botol ke-25.

Ayah Laura, Richis (diperankan oleh Alan Rickman) tidak begitu saja percaya kalau pembunuh berantai itu sudah tertangkap. Dia yakin, kalau yang mengaku itu bukan pembunuh yang mereka cari, dan yang sebenarnya masih berkeliaran mencari mangsa. Karena itulah dia begitu protektif menjaga putrinya dan melarangnya berada di luar rumah terlalu lama. Tapi Laura adalah gadis remaja yang periang, dia tidak suka terlalu dikungkung oleh ayahnya. Karena itu, ayahnya memutuskan untuk membawa Laura ke luar kota dan menitipkannya di sebuah biara, sampai pembunuh itu ditangkap.

Mereka berangkat dini hari dengan naik kuda. Richis merancang agar rombongan mereka dibagi dua. Satu rombongan yang membawa perlengkapan mereka berjalan lewat jalur selatan, sementara mereka berdua melewati utara. Tapi penciuman Grenouille yang sangat luar biasa, tidak bisa ditipu. Ia tetap bisa menemukan keberadaan Laura, hanya dengan menghirup napas dalam-dalam, berusaha menghirup aroma gadis cantik itu. Dan dia pun berhasil menemukannya. Dan membunuh Laura ketika sedang tidur di kamarnya. Ia lalu menyuling lemak tubuh Laura dan mencampurnya dengan ke-24 botol kecil yang sudah dimilikinya. Terkumpullah satu botol kecil berisi beberapa mili liter inti parfum dari ke-25 gadis muda dan cantik yang sudah dibunuhnya.

Pada saat itulah Richis berhasil menangkapnya dan melaporkannya ke pihak yang berwajib. Mereka merencanakan hukuman yang sangat kejam untuk Grenouille. Hukuman ini sangat terkenal di Paris pada masa itu. Dimana penjahat akan diikat di sebuah kayu. Lalu seorang algojo akan memukul dua belas sendi pada tubuhnya hingga patah. Ini adalah proses kematian yang sangat menyakitkan dan lama. Sehingga penjahat itu akan merasakan sakit yang amat luar biasa terlebih dahulu, baru kemudian mati.

Ketika dijemput dari penjara, Grenouille mengeluarkan botol parfumnya. Dan tanpa sengaja mengeluarkan beberapa tetes ke tangannya. Tanpa diduga, setelah mencium aroma parfum itu, kepala penjara berubah sikap dan tunduk menyembahnya. Ia bahkan memberikan bajunya yang mewah untuk dipakai oleh Grenouille. Juga memberikan kereta kudanya untuk dipakai Grenoullie ke lapangan tempat dia akan dieksekusi.

Ribuan massa yang sudah menunggu dengan marah di lapangan terheran-heran melihat penjahat yang akan dieksekusi itu datang dengan mobil mewah milik pejabat dan mengenakan baju mahal yang kebesaran. Karena kepala penjara itu gendut, sementara Grenouille sangat kurus. Ketika ia sudah berada di atas panggung tempat eksekusinya, dia mengeluarkan sapu tangan sutera dari kantongnya dan memercikkan sedikit parfum miliknya ke ujung saputangan.

Sang eksekutor yang terlihat besar dan bengis langsung berlutut menyembahnya dan berseru kepada orang banyak kalau Grenouille tidak bersalah. Orang-orang sampai heran. Grenouille semakin bersemangat. Ia lalu melambai-lambaikan saputangan itu ke arah orang banyak, khususnya ke arah Kardinal yang berada agak jauh darinya. Seketika, semua orang yang seperti melayang dan lupa diri. Bahkan Kardinal jatuh berlutut dan menyebut kalau Granouille bukanlah manusia.
”He is an angel. He is an angel.” Katanya.
Dan dalam sekejab, kerumunan orang ramai itu berlutut menyembahnya lalu pingsan tak sadarkan diri.

Di akhir cerita ditunjukkan kalau Grenouille berjalan sendirian menuju ke tempat kumuh tempat ia dilahirkan. Dalam perjalanan ia berpikir kalau parfum yang dimilikinya ini tak ada artinya sama sekali. Parfum itu memang bisa membuat dia memperbudak seisi dunia. Dia bisa mengirim surat yang ditetesi parfum itu kepada Paus dan mengatakan kalau ia adalah Mesias yang baru. Tapi Grenouille tidak melakukannya.

Sehebat apapun parfum itu, tidak akan bisa membuat orang lain mencintainya dengan tulus. Mereka hanya mencintainya karena parfum itu. Dan gadis yang dicintainya, si penjual bunga di jalan kumuh yang pertama dibunuhnya, tidak akan hidup kembali. Meskipun dia memiliki satu tong besar parfum ajaib itu, tetap saja dia akan sendirian di dunia ini. Kesepian. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke daerah yang membesarkannya dulu. Di jalanan kumuh kota Paris.

Sesampainya disana, dia melihat segerombolan pengemis dan gelandangan yang sedang berkumpul mengelilingi api unggun kecil. Grenouille lalu menuangkan seluruh isi botol iti ke tubuhnya. Semua gelandangan itu menoleh ke arahnya dan terpesona. Dengan menjerit-jerit mereka lari mendekatinya dan mengerubunginya. Rasa cinta yang mereka rasakan begitu besarnya sehingga mereka semua memakan Grenouille hidup-hidup, tanpa tersisa. Tulang belulangnya pun habis. Begitulah akhir si peracik parfum yang ahli. Tewas karena dimakan oleh gelandangan. Ternyata, kekuasaan terbesar sekalipun tidak bisa membuat seseorang bahagia.(2007)

Tuesday, September 1, 2009

27 Dresses


Sekali-sekali menuliskan film romantis yang ringan-ringan sebenarnya asyik juga. Kalau harus selalu mengikuti selera pasar tentang film-film sci-fi seperti Wolverine kan bosan juga. Film ini bergenre drama romantis seperti Dan In Real Life. Dan bintang utamanya adalah favoritku, Katherine Heigl, si dokter di Greys Anatomy. Aku suka sekali sama yang satu ini. Cantik dan aktingnya jago. Ditambah lagi, film ini punya banyak sekali koleksi baju. Yang bagus dan yang aneh. Jadi, mari kita mulai saja ya.

Jane Nichols (diperankan oleh Katherine Heigl) adalah seorang asisten yang jatuh cinta pada bosnya sendiri, George (diperankan oleh Edward Burns). Hanya saja ia tidak berani menyatakan perasaannya secara terus terang. Jane adalah tipe wanita yang pemalu dan selalu mengalah demi kesenangan orang lain.

Dia juga punya pekerjaan sampingan yaitu sebagai bride’s maid atau pendamping pengantin, yang sekaligus mengurus seluruh persiapan untuk pesta pernikahan. Sebenarnya ia melakukan ini juga karena dia sangat menyukai pernikahan dan sudah sangat ingin menikah, sayangnya dia belum memiliki kekasih. Dan satu-satunya pria yang disukainya adalah George, tapi dia tidak berani mengungkapkan perasaannya.

Ketika pulang dari sebuah pesta pernikahan, Jane berebut taksi dengan seorang pria bernama Kevin Doyle (diperankan oleh James Marsden). Dan karena tidak ada yang mau mengalah, akhirnya mereka sepakat untuk menggunakan taksi itu bersama-sama. Kevin adalah seorang jurnalis kolom pernikahan di sebuah surat kabar. Walaupun dia selalu meliput berita-berita yang berkaitan dengan pernikahan, tapi pada dasarnya dia sangat skeptis dan tidak menyukai pernikahan. Sehingga mereka berdua beradu pendapat di dalam taksi. Jane yang sangat memuja pernikahan dan Kevin yang mengejek semua orang yang memutuskan untuk menikah. Bukan perkenalan yang menyenangkan.

Setelah Jane turun, Kevin menemukan agendanya terjatuh di lantai taksi. Dia tidak berniat mengembalikannya, malah membukanya untuk mencari tahu jadwal-jadwal Jane. Dia sangat terkejut begitu mengetahui kalau Jane sudah punya banyak sekali jadwal pernikahan yang harus diikutinya. Tiba-tiba saja naluri jurnalis Kevin bangkit, dan ia sangat ingin menjadikan kisah Jane yang selalu menjadi pendamping pengantin dan tidak pernah menjadi pengantin ini di kolomnya. Dia tidak menyadari kalau Jane adalah penggemar tulisan-tulisannya. Karena Kevin selalu menggunakan nama samaran sebagai Malcolm Doyle.

Ternyata, Tess Nichols (diperankan oleh Malin Akerman), adik Jane datang mengunjunginya dari Milan. Rencananya, Tess hanya akan menginap beberapa hari saja lalu pergi lagi. Tapi ternyata ia bertemu dengan George dan segera saja jatuh cinta. George yang terkesan dengan sikap terbuka dan gampang bergaul Tess pun jatuh cinta padanya. Meskipun Tess harus berbohong kepadanya, dengan mengatakan kalau ia juga suka mendaki gunung, seperti George. Dan menyukai anjing juga. Jane merasa cemburu dan muak melihat kebohongan Tess. Karena ia tahu kalau Tess sebenarnya bukanlah vegetarian dan juga sangat membenci hewan berbulu. Tapi dia hanya bisa menyimpan kekesalannya itu sendiri.

Ketika akhirnya George dan Tess memutuskan untuk menikah, Jane sangat sedih. Tapi dia tetap menyetujui permintaan mereka untuk menjadi wedding-planner. Ayah mereka meminta Tess mengenakan gaun pengantin almarhum ibunya dulu. Meskipun sebenarnya Tess sangat membenci model gaun pengantin yang sudah ketinggalan zaman itu, ia berpura-pura senang dan tetap menerimanya. Ini jugalah yang membuat Jane semakin sedih, karena sebenarnya dia sangat ingin mengenakan gaun pengantin ibunya itu ketika menikah. Dan tampaknya Tess-lah yang mendapatkan kesempatan itu.

Kebetulan sekali, Kevin diminta untuk meliput pernikahan mereka. Mulai dari persiapan sampai hari-H nanti. Karena Tess mengetahui kalau Kevin adalah jurnalis ternama dan tulisannya selalu dibaca oleh kalangan atas. Tess ingin pernikahannya juga dibuat megah, karena George adalah orang kaya.

Hal ini membuat Kevin memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dengan Jane yang bertugas sebagai wedding-planner. Tanpa sengaja ia melihat sebuah lemari yang penuh sesak dengan baju-baju yang diterima Jane setelah menjadi pendamping pengantin.

Dia sangat terkejut mengetahui kalau Jane memiliki 27 baju pendamping pengantin, yang berarti dia sudah menjadi pendamping di 27 acara pernikahan. Tapi Jane tidak malu dengan kenyataan itu. Dia bahkan merasa bangga dan berniat untuk tetap menyimpan koleksi baju-baju itu, meskipun kebanyakan modelnya sangat aneh dan ajaib.

Jane bahkan bergaya seperti peragawati dengan mengenakan satu persatu koleksi gaunnya itu. Kevin merasa takjub dengan keanehan model semua baju itu dan memotret Jane ketika mengenakannya.

Kejadian ini membuat mereka berdua semakin akrab. Kevin mulai memiliki perasaan khusus padanya, tapi Jane masih tetap mencintai George. Ia kemudian berniat untuk membongkar kebohongan Tess kepada George dengan mengajaknya mencoba makanan yang akan dipesan untuk pesta pernikahan.

Tapi kemudian Kevin muncul dan memergoki mereka berdua. Ketika itulah dia menyadari kalau ternyata Jane jatuh cinta pada George, calon suami adiknya. Dia heran, kenapa Jane masih mau menjadi wedding-planner, kalau sebenarnya dia tidak menyukai pesta pernikahan itu sendiri. Dia mengatakan kalau Jane munafik. Mereka bertengkar dalam mobil yang dikemudikan Jane. Akibatnya, mobilnya terpeleset dan mogok. Mereka lalu mencari sebuah restoran untuk tempat berlindung. Disana mereka berdua mabuk dan menari-nari bersama seisi restoran.

Ternyata, keesokan paginya, koran tempat Kevin bekerja menerbitkan cerita yang sudah ditulis Kevin tentang Jane yang selalu menjadi pendamping pengantin dan tidak pernah menjadi pengantin. Lengkap dengan foto-foto yang diambilnya ketika Jane bergaya dengan mengenakan koleksi gaunnya. Jane sangat terluka dan meninggalkan Kevin. Dia merasa diperalat untuk menjadi bahan berita. Kemarahannya semakin bertambah, ketika dia mengetahui kalau adiknya telah tega memodifikasi sebagian besar gaun pengantin ibu mereka, dan memotong renda-renda yang menurut Tess sudah sangat ketinggalan zaman, padahal Jane sangat menyukainya.

Kemarahan Jane pun meledak. Dia mengancam akan menghancurkan pesta pernikahan Tess kalau ia tidak segera mengatakan yang sejujurnya kepada George. Tess malah mengejeknya dan menyatakan kalau ia tidak akan mampu melakukan itu.

Dan Tess salah.

Di malam ia dan George mengumumkan pesta pernikahan mereka, Jane menampilkan slide-slide gambar ketika Tess sedang makan sepiring besar daging steak untuk menunjukkan kebohongannya tentang status vegetarian. Jane juga menunjukkan fotonya ketika sedang menyiksa seekor kucing, untuk menunjukkan bahwa sebenarnya ia sangat membenci anjing. George yang melihat kebohongan Tess menjadi sangat kecewa dan pergi meninggalkan acara. Dan pernikahan mereka pun dibatalkan. Kevin yang ternyata juga hadir, memberikan sebuah Blackberry kepada Jane, untuk menggantikan agendanya yang diambil oleh Kevin. Dia mengatakan kalau ia bangga, karena Jane sudah bisa mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, dan tidak selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain dengan menyakiti hatinya sendiri.

Hubungan Tess dan Jane pun semakin memburuk. Mereka bertengkar keras di rumah ayah mereka. Tapi akhirnya mereka berbaikan kembali. Bahwa ternyata mereka saling iri dengan kehidupan masing-masing. Tess iri dengan kehidupan Jane yang tenang dan punya pekerjaan tetap. Sementara Jane iri dengan Tess yang cantik dan selalu berkelana dengan pacar-pacarnya di seluruh dunia. Mereka akhirnya menyadari kalau kasih sayang diantara mereka sebagai kakak beradik tidaklah bisa hilang.

Ketika Jane dan George bertemu keesokan harinya di kantor, ia membuat sebuah keputusan besar. Ia menyampaikan pengunduran dirinya dan berterus terang kepada pria itu, kalau sebenarnya ia jatuh cinta padanya. Tapi setelah mencium George, ia menyadari kalau perasaan itu sudah hilang dan hatinya sekarang lebih memilih Kevin. Dan pada sebuah pesta pernikahan yang dihadirinya, ia mengumumkan di depan semua tamu kalau ia sudah jatuh cinta pada Kevin. Mereka lalu berciuman.

Setahun kemudian, Jane dan Kevin menikah. Ketika itu, Tess dan George sudah berhubungan kembali, kali ini hubungan yang jujur dan apa adanya. Tess dan Casey (diperankan oleh Judy Geer), sahabat Jane, kemudian menjadi pendamping pengantin Jane.

Related Posts with Thumbnails

  © Mirror On The Wall by Simply Fabulous Blogger Templates

Back to TOP